REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Forum Masyarakat Madani Dharma Ibu dan Bayi, Darwini, menyatakan, upaya penyelamatan terhadap ibu melahirkan tidak bisa hanya dilakukan oleh dinas kesehatan saja. Namun, dibutuhkan peran lintas stakeholder untuk bersama-sama berkomitmen menurunkan kematian ibu.
Seperti misalnya, Dinas Pendidikan harus memberikan sosialisasi mengenai usia kematangan reproduksi bagi perempuan. Dengan demikian, para siswa akan memahami masalah tersebut.
Selain itu, tambah Darwini, dinas-dinas yang terkait dengan pemberdayaan perempuan, juga harus mengampanyekan upaya penyelamatan ibu melahirkan. Masyarakat juga harus dilibatkan dan diberi kesadaran mengenai pentingnya penyelamatan terhadap ibu melahirkan.
"Saya yakin, jika semua terlibat, seminimalnya kematian ibu bisa dicegah," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Sekretaris Wilayah Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Jabar itu, kepada Republika.co.id, Rabu (21/12).
Darwini juga berharap, Perbub Nomor 31 Tahun 2016 tentang Penyelamatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita yang ditandatangani Bupati Indramayu, Anna Sophanah pada Oktober 2016 harus disosialisasikan sampai ke tingkat desa. Pasalnya, di dalam perbub itu mengatur agar masing-masing desa membuat perdes tentang kesehatan ibu melahirkan.