REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Moh Adib Khumaidi mengungkap tingkat kematian ibu hamil dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi. IDI menurut Adib, yang juga konsen dalam upaya menekan angka kematian ibu hamil dan bayi menyebut sejumlah faktor yang melatarbelakangi hal tersebut.
Ia mengungkap, faktor utama yakni edukasi kepada ibu hamil atas kesehatan kehamilannya. Menurut Adib, pengetahuan kesehatan oleh si ibu dan bayinya merupakan hal terpenting mencegah kematian ibu dan bayi.
"Proses yang utama ya dalam kehamilan, meningkatkan awareness si ibu hamil ini, awareness sejauh mana, sehingga jika ada sesuatu dan tindakan seperti apa si ibu sudah tahu gimana dan mau tindakan apa," ujar Adib saat dihubungi Rabu (21/12).
Ia melanjutkan faktor lainnya yang tak kalah penting yakni terkait tenaga kesehatan baik dokter maupun bidan hingga fasilitas kesehatan. Dua faktor ini menurut Adib juga ikut menentukan pencegahan kematian ibu hamil dan bayi.
"Infrastuktur yang ada harus mendukung pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayinya, lalu rujukan fasilitas kesehatan yang lebih atas, bidan ke rumah sakit yang ada dokternya," ungkapnya.
Hal ini karena selama ini kematian ibu hamil juga disebabkan fasilitas kesehatan tempat si ibu saat melahirkan tidak memadai. Termasuk juga aksesibilitas lokasi si ibu hamil dengan tempat persalinan maupun rujukan.
"Lalu kemampuan fasilitas tempat persalinan untuk normal atau operasi, gimana perawatannya lalu peralatan perinatologi, dan aksesibilitas jarak maupun transportasinya memadai tidak, pengaruh nggak, itu juga akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi," ungkapnya.