REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian RI Jenderla Tito Karnavian bersama Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara sepakat untuk bersama-sama mencegah paham radikal menyebar di dunia maya. Bahkan Rudi menggelar karpet merah bagi aparat kepolisian khusus untuk penanggulangan teroris ini.
"Untuk konten terorisme, radikalisme, karpet merah diberikan Ke pada kapolri, Kepala BNPT dan Kepala BIN, dan tentunya Panglima TNI di belakang kita," ujar Rudi di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (21/12) malam.
Rudi memaparkan prosedur penutupan konten yang berbau radikalisme akan dipermudah. "Karena kalau terorisme kan mereka tidak pernah tahu kapan akan dilakukan, dimana akan dilakukan. Jadi pemikiran itu harus dilakukan tidak ada babibu, kita straight forward untuk masalah radikalisme dan terorisme," katanya.
Sementara itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku bersyukur karena telah didapatkan banyak kesepakatan dengan Menkominfo. Kesepakatan ini kata dia semakin memperkuat lagi langkah tim cyber patrol untuk terus melakukan pemantauan penyebaran paham-paham tersebut di dunia maya.
"Saya tidak akan jelaskan detail, tapi intinya ada cyber army, cyber troops, tiap hari kerjanya membaca website, nanti ketemu satu, ada chatting room, diikuti," jelas Tito.
Patroli dunia maya tersebut tambah dia, tidak ada bedanya seperti teknik-teknik penyelidikan di dunia nyata. Bahwa apabila ditemukan oleh tim Cyber maka akan diikuti, anggota melakukan undercover dan masuk dalam percakapan mereka dengan melakukan penyamaran.
"Sehingga beberapa hasil yang terakhir ini kita banyak melakukan cyber counter terrorism itu," jelasnya.