Kamis 22 Dec 2016 08:47 WIB

Napi Lapas Lowokwaru Malang Meninggal Gantung Diri

Rep: Christiyaningsih/ Red: Andi Nur Aminah
Gantung diri (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Gantung diri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Seorang narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Lowokwaru Malang meninggal karena bunuh diri. Napi bernama Imam Slamet bin Pramu itu meninggal karena gantung diri menggunakan sarung pada Rabu (21/12).

Pria yang merupakan warga Kedungkandang Kota Malang itu diketahui meninggal sekitar pukul 13.30 oleh seorang penghuni lapas. Kepala Lapas Lowokwaru, Krismono, mengatakan kejadian bunuh diri berawal saat petugas lapas membuka pintu blok tahanan.

Tiba-tiba napi yang menghuni blok 14 kamar 11 itu lari menuju masjid lalu ke lapangan futsal di komplek lapas. Di lapangan futsal itu terdapat panggung hiburan. Di panggung tersebut Imam mengikatkan sarungnya untuk bunuh diri. "Sarung diikat pada tiang panggung setinggi dua meter, tapi karena loncat dia langsung meninggal," jelas Krismono pada Rabu (21/12) di Malang.

Ketika ditemukan, lidah Imam menjulur keluar dan terdapat cairan yang keluar dari alat kelaminnya. Dokter yang memeriksa Imam memastikan ia tewas karena bunuh diri. Mayat Imam kemudian dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Syaiful Anwar untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.

Petugas telah menyelidiki kasus ini. Dari hasil keterangan sementara, pria 47 tahun tersebut tidak punya masalah apapun dengan teman-temannya. "Sebelumnya dia juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan bunuh diri," imbuh Krismono.

Imam merupakan napi yang dijebloskan ke penjara karena terjerat kasus uang palsu. Ia divonis satu tahun empat bulan dan masa hukumannya akan berakhir pada Agustus 2017.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement