REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatatkan kinerja positif tahun ini. Kinerja BSM bahkan sudah melampaui sejumlah target pada November.
Senior Executive Vice President Finance and Strategy BSM Ade Cahyo Nugroho mengatakan, dana pihak ketiga (DPK) sudah mencapai Rp 68,1 triliun per November. Angka tersebut tumbuh 15,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu dan telah melebihi target Rp 67,2 triliun.
Cahyo mengaku sangat bersyukur karena BSM mampu mencapai pertumbuhan DPK hingga 15 persen di tengah banyaknya perbankan yang mengalami penurunan DPK.
"Alhamdulillah, pertumbuhan DPK kami di atas rata-rata pertumbuhan nasional," kata Cahyo di Bandung, Rabu (21/12).
Selain DPK, BSM juga telah melampaui target perolehan aset. Per November, aset BSM mencapai Rp 77,4 triliun atau tumbuh 15,3 persen secara tahunan. Tahun ini, BSM menargetkan total aset Rp 76,11 triliun.
Cahyo optimistis jumlah aset akan terus bertambah hingga tutup tahun. Dia memprediksi aset BSM bisa tembus Rp 80 triliun. "Jumlah ini semakin menegaskan posisi kami sebagai bank syariah terbesar di Indonesia," kata Cahyo.
Sedangkan mengenai pembiayaan, BSM telah menyalurkan Rp 54 triliun. Cahyo mengatakan, penyaluran pembiayaan juga sangat berpotensi mencapai target. Tahun ini, targetnya Rp 54,57 triliun. "Tinggal sedikit lagi. Kami yakin bisa melampaui target pembiayaan," katanya.
Cahyo juga optimistis target perolahan laba bersih Rp 300 miliar dapat tercapai. Hanya, Cahyo enggan mengungkapkan besaran perolehan laba yang sudah dicapai hingga November.
Berdasarkan laporan keuangan BSM kuartal III 2016, laba bersih hingga September telah mencapai Rp 246 miliar. "Pokoknya, bisa lewat Rp 300 miliar," ucap Cahyo.