REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Evakuasi di wilayah timur Aleppo, Suriah telah mencapai tahap akhir, Rabu (21/12). Sekitar 3000 orang, baik berasal dari kelompok oposisi maupun warga sipil saat ini tengah menunggu bus yang datang untuk membawa mereka pergi.
Orang-orang masih menunggu dalam cuaca dingin di lingkungan oposisi. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan ada 60 bus yang telah disediakan untuk membawa mereka ke wilayah lainnya di Suriah.
Upaya penyelamatan orang-orang di wilayah yang dikuasai oposisi Suriah itu diharapkan selesai pada Kamis (22/12) hari ini. Dengan demikian, Pemerintah Suriah akan secara resmi kembali mengambil alih Aleppo Timur sejak 2012 lalu.
Menurut lembaga aman anak-anak, Save the Children bencana kemanusiaan tetap akan datang kepada mereka yang selamat dari Aleppo. Kebanyakan adalah mereka yang berusia belum dewasa karena kekurangan gizi. "Ribuan anak dan bayi sangat rentan karena mereka dalam waktu yang cukup lama tidak mendapatkan asupan gizi tepat dan kondisinya akan lemah," ujar pernyataan Save The Children, dilansir The Guardian, Kamis (22/12).
Beberapa anak yang mengalami luka juga harus diamputasi. Hal itu karena upaya pengobatan yang dilakukan terlambat selama wilayah timur Aleppo terkepung dalam perang.
Warga di timur Aleppo berharap pengawas dari PBB akan tiba untuk melakukan pemantauan. Dengan demikian, mereka merasa aman dari kemungkinan adanya penjarahan pada rumah-rumah yang ditinggalkan.