REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan sebagian besar kegiatan di Kota Bima dan sekitarnya belum kembali normal pascabanjir bandang pada Rabu (21/12). Meski demikian, air bah terpantau mulai surut pada Kamis (22/12).
"Sampai saat ini kantor pemerintahan masih tutup, sebagian besar jaringan telepon mati. Karena itu, proses pendataan dan evakuasi masih terus berlangsung," ujar Sutopo di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (22/12).
Kantor Wali Kota Bima, masih dijadikan lokasi posko darurat. Sementara rombongan Gubernur NTB baru bisa menjangkau lokasi banjir bandang pada Kamis siang.
Sutopo mengatakan sudah mempersiapkan bantuan untuk korban banjir Bima. Namun, dirinya belum dapat memastikan besaran bantuan yang akan disalurkan.
Berdasarkan pendataan sementara BNPB, korban banjir Bima dan sekitarnya saat ini membutuhkan sejumlah bantuan, yakni dapur umum, bahan makanan, selimut, obat-obatan dan BBM. Banjir bandang terjadi pada Rabu dan melanda Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Sumbawa. Banjir disebabkan hujan deras yang terus-menerus sejak Selasa (20/12) hingga Rabu.
Menurut catatan BNPB, tingginya curah hujan disebabkan pengaruh siklon tropis Yvette. "Siklon mempengaruhi curah hujan menjadi ekstrem sehingga menyebabkan meluapnya sungai-sungai di Bima dan sekitarnya," kata Sutopo.