Kamis 22 Dec 2016 14:54 WIB

Setelah Cilacap, Saudi Aramco Incar Kilang Dumai dan Bontang

Rep: Frederikus Bata/ Red: Nur Aini
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco.
Foto: ngoilgasmena.com
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saudi Aramco berniat memperkuat kerja sama dengan Pertamina. Setelah kedua pihak menandatangani Joint Venture Agreement dalam pengembangan kilang Cilacap, perusahaan migas asal Arab Saudi itu ingin terlibat dalam proyek RDMP Dumai dan Balongan.

"Kami juga berniat untuk Balongan dan Dumai. Kami sangat tertarik untuk bisa kembangkan dua kilang ini. Kami harap ada banyak value untuk kedua perusahaan," kata President and CEO Saudi Aramco, Amin Nasser, di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (22/12).

Nasser mengatakan pihaknya tertarik untuk terus berinvestasi di Indonesia. Hal ini karena ia melihat negara berpenduduk 200 juta jiwa ini memiliki pasar potensial. "Ekonomi Indonesia terbesar di ASEAN. Indonesia pasar yang baik untuk investasi," ujarnya.

Saat ini kapasitas kilang Saudi Aramco mencapai 5,8 juta barel per hari. Ke depan, kata Nasser, akan ada penambahan kapasitas kilang. "Kami berencana meningkatkan kapasitas hingga 10 juta BPH," tuturnya.

Mengenai RDMP Cilacap, proyek dengan nilai investsi Rp 65 triliun itu sedang dalam tahap Basic Engineering Design (BED) di Inggris. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan proyek ini ditargetkan selesai pada 2021, lebih awal dari target sebelumnya pada 2022.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement