Kamis 22 Dec 2016 16:08 WIB

Hampir 300 Orang Ditangkap dalam Protes Anti Presiden Kongo

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Demonstran ditangkap (ilustrasi).
Demonstran ditangkap (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Kepolisian Kongo menangkap 275 orang terkait aksi protes terhadap Presiden Joseph Kabila. Selama dua hari, demonstrasi digelar di hampir seluruh wilayah negara dan dilaporkan mulai mereda pada Rabu (21/12) kemarin.

Protes yang meletus terjadi setelah mandat Kabila berakhir, namun tidak dilakukan pemilihan apapun untuk menentukan penggantinya. Banyak warga turun ke jalan dan menuduh bahwa presiden itu terus mencoba untuk mempertahankan kekuasannya di negara itu.

Bentrokan antara warga dan pasukan keamanan terjadi di berbagai daerah. Di antaranya adalah di wilayah tenggara Kongo, Lubumbashi.

Dalam sejumlah bentrokan, sebanyak 21 orang demonstran dan satu anggota kepolisian dilaporkan tewas. Meski demikian, sejumlah kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa jumlah korban yang berjatuhan lebih banyak.

Human Rights Watch (HRW) mengatakan ada 26 orang tewas di seluruh Kongo. Termasuk di antaranya adalah di Lubumbashi.

Menurut juru bicara polisi Kongo, Pierre Mwanamputu mengatakan sebagian besar warga sipil yang menjadi korban pelluru nyasar. Saat itu, petugas tengah menghentikan aksi penjarahan yang banyak terjadi di pertokoan selama kekacauan berlangsung.

Kongo dilanda kekacauan dengan banyaknya kelompok-kelompok bersenjata yang memperebutkan kekayaan mineral di negara itu. Transisi kekuasaan damai belum pernah dipastikan terjadi di sana sejak kemerdekaan diberikan oleh Belgia pada 1960.

Kabila membantah bahwa dirinya berniat untuk terus berkuasa di Kongo. Ia mengatakan pemilu tertunda disebabkan masalah logistik dan dana.

Baca juga,  Aksi Antipemerintah Kongo Rusuh, 17 Tewas.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement