REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Polisi hingga saat ini masih terus melakukan pengembangan terkait penggerebekan teroris di Tangerang Selatan, Rabu (21/12), kemarin. Untuk mengungkap kemungkinan adanya tersangka lainnya, polisi masih terus memeriksa salah satu tersangka yang bekerja sebagai ojek online, yaitu Adam Noor Syam.
"Nanti dari Adam itu akan kita kembangkan. Itu sementara ojek online pekerjaannya," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen M Iriawan usai memusnahkan barang bukti narkoba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (22/12).
Iriawan mengatakan, jaringan teroris yang terjadi di Tangerang Selatan tersebut masih merupakan jaringan Bahrun Naim. Menurut Iriawan, jaringan tersebut masih memiliki keterkaitan dengan bom panci di Bekasi beberapa waktu lalu.
Dari pengembangan para tersangka di Bekasi itu, polisi menemukan fakta keterlibatan Adam yang merupakan terduga teroris di Tangerang Selatan. Adam ditangkap sesaat setelah keluar dari kontrakannya, di Jalan Raya Serpong, Tangerang Selatan.
"Itu pengembangan dari Dian yang ada di Bekasi bom panci, mengembang ke Adam. Adam akhirnya menyampaikan ada tiga orang sedang membuat bom yang akan diledakkan pada malam Natal," ucap Iriawan.
Iriawan mengatakan, sasaran pertama jaringan teroris tersebut adalah polisi yang sedang bertugas dengan cara ditusuk. Kemudian, setelah itu massa akan berkerumun sehingga teroris tersebut dapat melakukan bunuh diri di tengah-tengah masyarakat.
"Alhamdulillah teman-teman Densus dibantu kita bisa mengungkap ini sehingga kita bisa mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Ini ancaman teroris tapi sekarang sudah bisa kita patahkan, sekarang satu orang dijadikan saksi untuk dikembangkan kembali (Adam)," kata mantan Kapolda Jawa Barat tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Polisi melakukan penggerebakan jaringan teroris di Tangerang Selatan, Rabu (21/12) pagi. Penggerebkan terhadap kelompok teroris tersebut dilakukan di dua tempat, yaitu di Jalan Raya Serpong, Tangsel dan di Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Serpong, Tangsel.
Tersangka bernama Omen, Irwan, dan Helmi tewas ditembak di tempat. "Sementara yang tiga orang kenapa kita lakukan tindakan tegas, karena pada melakukan public addres mereka melawan akan membawa ransel dan akan meledakkan, kemudian satu lagi membawa pistol," jelas Iriawan.