Kamis 22 Dec 2016 19:59 WIB

'Deteksi Dini dan Respons Cepat Efektif Cegah Aksi Terorisme'

Red: Fernan Rahadi
Hamdi Muluk
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Hamdi Muluk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang akhir tahun 2016 ini, ancaman terorisme di Indonesia dan di seantero dunia makin meningkat. Beruntung berkat deteksi dini dan respons cepat aparat, beberapa rencana teror berhasil digagalkan dan pelakunya ditangkap.

Mulai tiga kasus lone wolf di Medan, Mapolres Surakarta, penyerangan polisi di Tangerang, kemudian terungkapnya rencana aksi bom panci yang menggunakan model baru dengan menjadikan wanita sebagai ‘pengantin’, serta disergapnya kelompok teroris dengan lima bom siap ledak di Serpong, Tangerang, Rabu (21/12).

Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Prof Dr Hamdi Muluk menilai deteksi dini dan respons cepat (terrorism early warning and terrorism early respons) aparat itu adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya aksi terorisme di Indonesia. Namun deteksi dini dan respons cepat terkait ancaman terorisme itu harus terus ditingkatkan terutama menjelang akhir tahun. Begitu juga tahun depan, Hamdi meyakini ancaman terorisme transnasional ke Indonesia akan makin besar akibat faktor ketegangan internasional.

 “Itu pasti akan berimbas ke Indonesia. Akan banyak amaliyah dan seruan aksi teror di tanah air oleh kelompok radikal, khususnya ISIS. Intinya deteksi dini dan respons cepat harus  selalu dilakukan menghadapi masuknya serangan paham transnasional seperti ISIS ke Indonesia,” ujar Hamdi Muluk, Rabu (21/12)