REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kepolisian Jawa Tengah terus memburu pelaku lainnya yang terlibat dalam aksi sweeping dan tindak kekerasan di sebuah resto di Banjarsari, Solo. Hingga saat ini, Polda Jateng telah menangkap delapan orang yang terlibat dalam aksi yang terjadi pada Ahad (18/12) dini hari.
Bahkan Kapolda Jateng, Irjen pol Condro Kirono mengungkapkan pelaku sweeping dan kekerasan tersebut berjumlah lebih dari 20 orang.
“Ada lebih dari 20 orang yang yang beaksi, yang sudah ditangkap ada 8 orang, lima orang merupakan pimpinannya (ormas), dan tiga orang yang ditangkap merupakan pelaku-pelaku sweeping dan kekerasan di lapangan, semuanya sudah ditetapkan sebagai tersangka,” tutur Irjen pol Condro Kirono usai menghadiri apel siaga pengamanan Natal dan Tahun Baru tingkat Jawa Tengah di Lapangan Kota Barat, Solo pada Kamis (22/12).
Lebih lanjut dia meminta kepada orang-orang yang terlibat melakukan sweeping dan tindak kekerasan agar segera menyerahkan diri. Dia menjelaskan, pelaku merupakan kelompok dari organisasi kemasyarakatan di Solo. Dengan menggunakan penutup wajah, ormas tersebut menggruduk resto Social Kitchen dan melakukan tindak kekerasan.
“Tidak hanya merusak tapi juga ada penganiayaan, juga merampas barang dari pengunjung. Pelaku lainnya masih kita kejar,” tuturnya.
Sementara itu jelang natal dan tahun baru, Polda Jateng mengerahka 9.875 personel untuk mengamankan setiap wilayah di Jawa Tengah. Dia mengaku Solo menjadi kota yang mendapat perhatian lebih dari segi pengamanan jelang natal dan tahun baru. Di lain sisi dia mengimbau agar masyarakat dan ormas di Solo tetap menajaga kondusifitas dan tidak bertindak sendiri terlebih melakukan sweeping.