Jumat 23 Dec 2016 03:06 WIB

Pendaki Merapi di Tahun Baru Dibatasi 2.500 Orang

Lanskap Gunung Merapi yang mengeluarkan asap sulfatara dengan latar depan Gunung Merbabu terlihat udara Jawa Tengah, Selasa (17/5).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Lanskap Gunung Merapi yang mengeluarkan asap sulfatara dengan latar depan Gunung Merbabu terlihat udara Jawa Tengah, Selasa (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Resort Selo, Suwignya, mengatakan, pihaknya akan membatasi jumlah pendakian ke puncak Gunung Merapi menyabut Tahun Baru 2017 hingga 2.500 orang.

Menurut Suwigya aturan pendakian tersebut sama seperti tahun-tahun sebelumnya, dengan membawa peralatan yang memadai, kondisi fisik prima, dan larangan pendakian sampai ke puncak Merapi.

"Kami hanya mengizinkan pendaki sampai kawasan Pasar Bubrah saja," kata Suwigya.

Menurut dia, pihaknya membatasi jumlah pendaki tersebut guna mencegah kepadatan di jalur pendakian yang dapat membahayakan mereka.

Selain itu, kata dia, kondisi cuaca saat ini, dimana intensitas hujan di kawasan Merapi masih cukup tinggi, membuat jalur pendakian rawan longsor.

"Jika jumlahnya melebihi batas yang ditetapkan, maka kami mengarahkan pendakian Gunung Merbabu yang jarak pos pendakiannya tak jauh dari Gunung Merapi," katanya.

Sementara Samsuri, petugas jaga retribusi pendakian dari BTNGM, di Desa Lencoh Boyolali, mengatakan jumlah pendaki ke puncak Gunung Merapi melalui jalur Desa Lencoh Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyambut Tahun Baru 2017 diperkirakan mengalami peningkatan.

"Kami perkirakan pendaki pada malam tahun baru bisa mencapai seribuan orang atau melonjak dibanding pekan-pekan sebelunya," kata Samsuri.

Namun, kata Samsuri, hal tersebut tergantung kondisi cuaca di kawasan lereng Merapi, yang kini sering turun hujan dan terjadi badai di kawasan puncak.

"Jika malam tahun baru kondisi cuaca cerah dan tidak turun hujan, maka pendaki bisa mencapai seribuan lebih seperti pada tahun sebelumnya mencapai 1.200 pendaki," kata Samsuri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement