REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI56) menggelar sarasehan kebangsaan bertajuk "Seni dan Kebudayaan sebagai Esensi dari Pertahanan Bangsa". Kegiatan tersebut menjadi ajang transfer pengetahuan kepada segenap pengurus dan anggotanya.
"Sarasehan ini merupakan kesempatan bagi kami untuk mendapatkan pandangan dan pencerahan untuk mendarmabaktikan eksistensi kami di seni peran dalam menjaga kedaulatan bangsa," ungkap Ketua PARFI56, Marcella Zalianty, pada acara yang berlangsung di Balai Sarwono, Jakarta, Rabu (21/12).
Ia menjelaskan, tujuan diadakannya sarasehan itu menjadi wujud peran aktor yang tak hanya berkegiatan dalam dunia keartisan saja. Namun, mereka pun bisa memahami tugas-tugas dalam lingkup lain seperti peran sosial politik dan pendidikan moral melalui seni budaya serta ranah artistik.
Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo yang menjadi pembicara sarasehan menyebutkan, budaya merupakan pilar bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI. Karenanya, para pelaku seni budaya punya peran krusial dalam aksi pertahanan bangsa.
Mempertahankan bangsa yang dimaksud bukan berarti soal fisik melainkan ranah ideologis. Bagaimanapun, kata Gatot, para pelaku seni budaya sangat efektif menggerakkan rakyat lewat karya masing-masing seperti lagu, film, atau puisi.
"Budayawan, termasuk artis film, mampu menggerakkan jiwa bangsa dengan bahasa nuraninya. Saya hanya berusaha memprovokasi kawan-kawan di sini untuk berjuang dan bergotong royong mewujudkan Indonesia sebagai bangsa pemenang," kata ia.
Selain Gatot, terdapat sejumlah pembicara lain yakni Kepala Bekraf Triawan Munaf, tokoh nasional Eros Djarot, dan budayawan Radhar Panca Dahana. Sarasehan juga dilanjutkan dengan dialog interaktif bersama pakar hukum keartisan Minola Sebayang, Kepala Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud Maman Wijaya, dan komedian Aming.