REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Berbagai pertanyaan muncul paskakematian Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey G. Karlov, yang tewas ditembak oleh mantan anggota kepolisian Turki, Mevlut Mert Altintas, Senin (19/12) waktu Ankara. Salah satunya mempertanyakan, mengapa tidak ada yang mampu menyelamatkan sang dubes.
Seorang pegawai pasukan khusus Rusia yang menolak disebut namanya menjelaskan kepada media Rusia, Rosbalt. Seperti dilansir dari Rusian beyond the Headlines (RBTH), ia mengatakan, selama lebih dari 10 tahun otoritas Turki belum memberikan wewenang kepada pasukan khusus Zaslon untuk menjamin keamanan diplomat Rusia di Turki.
Zaslon merupakan divisi ketujuh dari Pusat Keamanan Swasta di Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia. Para anggota Zaslon bekerja di banyak negara di seluruh dunia. Mereka sudah dipersiapkan dengan baik dan dilengkapi dengan senjata. Tak hanya memberikan perlindungan fisik, mereka juga terampil dalam melakukan pekerjaan operasional.
Tak lama setelah pembunuhan Karlov, Turki mulai mendiskusikan kemungkinan untuk memiliki pejuang Zaslon yang melindungi diplomat Rusia. Berikut hasil wawancara Rosbalt dengan karyawan skuad khusus pada kondisi anonimitas:
Q: Jika para pejuang Zaslon melindungi Andrei Karlov, akankah tragedi itu dapat dihindari?
A: Dalam situasi ini, kita dapat mengatakan apa yang akan terjadi jika anggota kami hadir di Turki. Tidak mungkin ada orang yang bisa berdiri di belakang seorang diplomat ketika ia sedang berbicara. Di sampingnya akan ada dua pria bersenjata dan berpakaian preman yang akan mengamati setiap orang di aula dan melindungi diplomat dalam situasi tak terduga. Anggota lain juga akan hadir di aula.
Karlov akan berpindah di kota dengan kendaraan lapis baja, dimana akan ada anggota Zaslon di sana. Tak hanya senjata biasa, akan ada senjata otomatis. Sayangnya, Karlov tidak memiliki perlindungan tersebut. Dan ini bukan kesalahan kami.
Q: Kenapa tidak ada perwakilan Zaslon di Turki?
A: Ancaman terhadap pekerja kedutaan di Turki sudah muncul sejak 10 tahun lalu. Ketika itu, para anggota yang telah berperang di Kaukasus Utara, Turki, beristirahat dan menjalani penyembuhan dari luka-luka yang dialami. Kemudian, perwakilan dari berbagai organisasi teroris dan ekstrimis bersimpati dan bergabung dengan mereka. Lebih dari 10 tahun lalu kami telah mengangkat isu bahwa diplomat di Turki perlu dilindungi oleh pejuang Zaslon. Tapi kami membutuhkan izin Turki dan selama ini kami tidak mendapatkan.