REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendataan masih terus dilakukan terkait dampak banjir yang terjadi di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima, ada enam kecamatan yang terdampak banjir yaitu Kecamatan Empunda, Rasanae Timur, Asa Kota, Raba, Rasanae Barat, dan Rasanae.
Wilayah di Kecamatan Empunda daerah yang terdampak meliputi Kelurahan Sadia, Pena To’i, Lewi Rato, Santi, Panggi dan Mande. Di Kelurahan Pena To’i Kecamatan Empunda terdapat 1.126 KK terdampak.
Data sementara dari BPBD Kota Bima dilaporkan terdapat 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang, 16.226 rumah rusak ringan. "Belum ada laporan korban jiwa meninggal. Kemarin telah ditemukan anak yang dilaporkan hilang sebelumnya dalam kondisi selamat," ujar Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (23/12).
Di Kecamatan Rasanae Timur terdapat empat kelurahan terdampak yaitu Kelurahan Kodo, Kumbe, Lampe, dan Dodu. Di Kelurahan Dodu terdapat 29 kepala keluarga (KK) terdampak, 17 rumah rusak berat, 12 rumah rusak ringan, satu masjid, satu sekolah dasar, dan 294 hektare sawah rusak, dan dua jembatan rusak berat.
Di Kecamatan Asa Kota meliputi Kelurahan Jatiwangi dan Melayu. Di Kecamatan Raba meliputi Kelurahan Rabangodu Selatan dan Kondo. Di Kecamatan Rasanae Barat meliputi Kelurahan Tanjung dan Dara.
Sementara itu, dampak banjir di Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima terdapat 5 rumah hanyut, 11 rumah rusak berat, 49 rumah rusak ringan. Di Desa Maria terdapat tiga rumah hanyut, delapan rumah rusak berat, dan delapan rusak ringan.
Bantuan terus dikirim ke Kota Bima. BNPB memberikan bantuan dana siap pakai untuk operasional posko dan personil. Tim reaksi cepat BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat, baik bantuan pendanaan, logistik, peralatan, manajerial dan tertib administrasi. Gubernur NTB juga menyerahkan 1.100 dus mi instan, 1100 dus air mineral, 50 dus biskuit, 480 paket lauk-pauk, 480 lembar terpal, 480 buah matras dan 480 buah selimut serta 3 ton beras.
BPBD, BNPB, TNI, Polri, Tagana, PMI, Basarnas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, SKPD, relawan dan masyarakat terus melakukan penanganan darurat di Kota Bima. Sutopo mengatakan kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan siap saji, pakaian, selimut, air bersih, air mineral, tenda, matras, pelayanan medis dan obat-obatan, peralatan kebersihan seperti sapu, kain pel, sekop dan lainnya untuk membersihkan lumpur.