REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Ribuan warga sipil dan milisi oposisi Suriah masih menunggu dievakuasi dari wilayah terakhir milisi oposisi di Aleppo, Kamis (22/12). Cuaca buruk dan minimnya kondisi kendaraan telah menghambat operasi.
Menurut laporan PBB, sejumlah kendaraan masih berlalu-lalang dari Aleppo timur pada Kamis pagi. Padahal, operasi evakuasi sudah berlangsung tanpa henti sejak malam.
"Proses evakuasi masih berlangsung, pengawas masih berada di lokasi," kata pejabat PBB, dikutip Aljazirah. Menurut dia, ada sekitar 300 kendaraan pribadi yang meninggalkan wilayah sepanjang malam hingga pagi.
Juru bicara kelompok milisi oposisi Ahrar al-Sham, Ahmed Kara Ali, mengatakan, masih banyak orang yang tertinggal. Namun, sulit untuk menentukan jumlah pastinya. Seorang milisi mengatakan, evakuasi belum berakhir.
Menurut Komite internasional Palang Merah, sekitar 30 ribu orang telah dievakuasi dari Aleppo. Sementara, dilansir kantor berita Rusia, TASS, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan sekitar 40 ribu warga sipil dievakuasi dari sana.
Yildirim menggarisbawahi, proses itu tidak mudah. Menurut dia, ada wilayah yang tidak ingin berdamai. Meski demikian, Turki dan pihak-pihak dalam kesepakatan gencatan senjata menggunakan segala cara untuk menyelesaikan proses.
Di bawah kesepakatan, anggota milisi yang tersisa harus mundur secara bersamaan dengan evakuasi sipil, termasuk evakuasi pasukan bersenjata dari wilayah al-Foua dan Kefraya yang dikepung oposisi.
Menurut surat kabar al-Watan, sekitar 4.000 orang telah dievakuasi dari sana. Namun, menurut pejabat PBB, evakuasi baru melibatkan 750 orang. Pekerja bantuan mengatakan, proses evakuasi kemungkinan berakhir Kamis.
"Kami perkirakan hari ini adalah konvoi terakhir dan operasi akan berjalan sepanjang hari hingga malam. Jika berjalan lancar, evakuasi bisa berakhir malam ini," kata Juru Bicara Palang Merah Internasional (ICRC) di Suriah, Ingy Sedky. Evakuasi juga bisa berlangsung hingga Jumat.