Jumat 23 Dec 2016 20:34 WIB

Rumah Zakat Terjunkan Tim untuk Evakuasi Korban Banjir Bima

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Ilham
Relawan RZ bersama Wali Kota Bima, HM Quraish berkoordinasi tentang evakuasi dan distribusi bantuan.
Foto: Istimewa
Relawan RZ bersama Wali Kota Bima, HM Quraish berkoordinasi tentang evakuasi dan distribusi bantuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Zakat (RZ) menyalurkan bantuan kepada para korban banjir bandang di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Direktur Utama Rumah Zakat, Nur Efendi, bantuan dari pihaknya telah tiba sejak dua Rabu (21/12), lalu.

“Para relawan berangkat dari NTB, menempuh perjalanan 12 jam untuk sampai ke Bima. Hari ini, kami berkoordinasi dengan wali kota (Bima), BPBD, dan pihak-pihak terkait (untuk menyalurkan bantuan). Fokus kami, evakuasi. Sementara ini, enam tim sudah kita berangkatkan,” jelas Nur Efendi saat dihubungi, Jumat (23/12).

Dalam melakukan evakuasi, lanjutnya, tim Rumah Zakat di lokasi bersinergi dengan tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sementara ini, posko RZ masih bergabung dengan posko milik BNPB demi memudahkan koordinasi.

Evakuasi hingga saat ini terus dilakukan. Sebab, menurut Nur, masih banyak warga setempat yang terkepung banjir di rumah masing-masing. Adapun di pengungsian, pasokan bahan makanan sangat diperlukan akibat akses logistik yang terputus.

“Kebutuhan paling mendesak di sana adalah makanan. Hari ini, kita upayakan berikan makanan siap saji. Baru besok insya Allah kami mendirikan dapur umum,” kata dia.

Selain soal evakuasi dan bahan makanan, RZ juga fokus pada penyediaan akses air bersih di lokasi pengungsian. Kemudian, fasilitas sanitasi darurat juga segera diadakan. Ini untuk mencegah penularan penyakit yang bisa terjadi pada diri pengungsi dalam kondisi demikian.

Seperti diketahui, banjir bandang melanda Kota Bima sehingga aktivitas warga lumpuh total. Adanya peningkatan pertumbuhan awan yang meluas di seluruh wilayah di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu telah menyebabkan hujan dengan intensitas  sedang hingga lebat pada Jumat (23/12) pukul 11.30 Wita. Kondisi ini menyebabkan debit sungai Paruga naik kembali dan sebagian banjir telah menggenangi permukiman.

Daerah yang terlanda banjir kembali adalah di Jatiwangi, Rabasalo, Paruga, Tanjung dan Dara.

Jembatan Padolo miring di bagian ujung sehingga jalan ditutup. Daerah di Pena To’i terendam banjir dan masyarakat melakukan evakuasi kembali. Di lweirato juga terendam banjir. "Masyarakat mengungsi ke sejumlah tempat, seperti Masjid Baitul Hamid dan Masjid Agung Kota Bima," kata Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, Jumat (23/12).

Kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan siap saji, pakaian, selimut, air bersih, air mineral, tenda, matras, pelayanan medis dan obat-obatan, peralatan kebersihan seperti sapu, kain pel, sekop dan lainnya untuk membersihkan lumpur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement