REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengirimkan bantuan dan relawan dari Dompu, Sumbawa dan Lombok guna melaksanakan aksi solidaritas membantu masyarakat Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang terdampak banjir besar pada 21-22 Desember 2016.
Wakil Ketua DPW PKS Provinsi NTB Patompo Adnan dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (24/12), mengatakan kejadian ini merupakan bencana banjir yang terbesar dalam sejarah Bima. Karena itu pihaknya mengerahkan bantuan dan relawan dari Dompu, Sumbawa dan Lombok sebagai wujud solidaritas.
Puluhan relawan Pandu Keadilan dari Lombok Tengah dan Timur, menurut Patompo Adnan, juga telah melakukan evakuasi bersama pasukan BPBD dan Tagana. Ada 17 kelurahan yang kondisinya cukup parah dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.
Sejumlah kantor pemerintah daerah, sekolah, masjid, asrama militer, RSUD dan Bank NTB terendam banjir. Sementara relawan Sumbawa membawa makanan siap saji, air mineral, dan selimut dan relawan dari Dompu membuka dapur umum, lanjutnya. Anggota DPR asal NTB Zulkieflimansyah mengatakan turut prihatin dan mengerahkan bantuan.
"Kami berkoordinasi dengan Gubernur NTB dan seluruh perangkat daerah untuk membantu warga. Alhamdulillah, para relawan bisa bekerja sama dengan BNPB, BDPB, Tagana, Polisi, TNI dan SKPD lain. Warga NTB bersatu tanggulangi bencana," ujar Zulkieflimansyah.
Saat ini, menurut dia, fokus bantuan diberikan untuk korban banjir. Setelah masa tanggap darurat selama dua pekan, perlu dipikirkan proses rehabilitasi rumah dan sarana umum yang rusak.
Banjir besar melanda kota Bima, NTB, sejak Rabu (21/12) dan Kamis (22/12), menurut BPBD Kota Bima, membuat sedikitnya 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang, 16.226 rumah rusak ringan. Selain itu dilaporkan pula, satu warga meninggal dunia akibat terbawa arus deras dan beberapa orang pingsan serta cidera ringan.