REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengatakan persoalan perpanjangan kontrak blok Masela antara Indonesia dengan Inpex, Jepang sudah mencapai kesepakatan. Dari enam permintaan yang diajukan kedua belah pihak, dua poin yang masih tertunda. Namun, dalam pertemuan Luhut ke Jepang Selasa kemarin, Luhut menjelaskan hal tersebut sudah mencapai kesepakatan.
Luhut menjelaskan, dua poin tersebut terkait kompensasi perpanjangan kontrak akibat peralihan dari offshore ke onshore. Kedua terkait besaran jumlah cost recovery. Luhut menjelaskan, pihak Jepang awalnya meminta tambahan perpanjangan kontrak sepanjang 10 tahun kedepan. Luhut mengatakan Indonesia menawarkan selama 7 tahun.
"Mereka sudah sepakat dari enam itu, dua yang pending. Tapi kita sudah sepakat kemarin, tinggal tunggu pernyataan tertulis saja. Kita sepakat 7 tahun," ujar Luhut di Kantor Kemenko Martim, Jumat (23/22).
Luhut menjelaskan, poin kedua terkait beban cost recovery yang diminta pihak Jepang sebesar 1,2 miliar dolar. Menyikapi hal tersebut, Luhut mengatakan pihak pemerintah meresponnya dengan menghadirkan audit independen untuk memeriksa lagi jumlah cost recovery tersebut.
"Jadi kita perlu fairness juga mengenai hal ini," ujar Luhut.
Luhut mengatakan, jika kesepakatan kesepakatan tersebut sudah selesai maka kedua negara tinggal melakukan produksi di Masela. Selain itu, nantinya akan ada tiga proyek pabrik yang mengakomodasi tiga bentuk yaitu LNG, petrochemical dan pabrik pupuk.