REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei memimpin rapat pembahasan rencana aksi tanggap darurat banjir di Kota Bima.
Rapat yang digelar di Kantor Wali Kota Bima ini diikuti Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosil Adhy Karyono, Danrem 162/Wirabhakti Kolonel Inf Farid Makruf, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bima, Kepala BPBD NTB Muhammad Rum, dan perwakilan organisasi relawan.
Willem menyampaikan, berdasarkan data hingga Ahad (25/12), jumlah korban banjir yang mengungsi mencapai 105.753 jiwa. "Yang mengungsi di tempat keluarga sebanyak 98.423 jiwa dan di titik pengungsian sebanyak 7.330 jiwa yang tersebar di tujuh kelurahan," ujarnya di Kantor Wali Kota Bima, NTB, Ahad (25/12).
Dia menyampaikan, nilai kerugian akibat banjir ditaksir sekitar Rp 300 miliar dengan rusaknya sejumlah fasilitas seperti fasilitas pendidikan dengan Rincian 4 puskesmas, 29 pustu, 29 polindes, dan 1 kantor laboratorium kesda, infrastruktur jalan seperti jembatan, prasarana air minum, prasarana persampahan, dan areal pertanian.
Jumlah ini kemungkinan besar meningkat, mengingat belum ada hitungan resmi mengenai rusaknya fasilitas pendidikan seperti 18 SD, 5 SMP, dan 4 SMA. Banjir bandang juga menimbulkan hanyutnya 91 rumah penduduk, 47 rumah dinyatakan rusak berat, 49 rumah rusak sedang, dan rusak ringan tidak terhitung.
Untuk tempat usaha, tercatat ada 77 tempat usaha mengalami rusak berat, 39 rusak sedang, dan rusak ringan yang belum terhitung.