Senin 26 Dec 2016 10:45 WIB

Ketum Baru Hipmi Jaya Diharap Persatukan Pengusaha Muda Jakarta

HIPMI Jaya akan menggelar Musyarah Daerah untuk memilih pemimpin baru
Foto: HIPMI Jaya
HIPMI Jaya akan menggelar Musyarah Daerah untuk memilih pemimpin baru

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musyawarah Daerah (Musda) XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) akan berlangsung pada 16 Januari 2017 mendatang. Mengusung tema "Rekonsiliasi Pengusaha Muda Jakarta dalam Semangat Kebhinekaan", HIPMI Jaya bertekad melahirkan pemimpin yang dapat mempersatukan pengusaha-pengusaha di Jakarta untuk saling bersinergi dan membangun solidaritas antaranggota.

 

“HIPMI Jaya memiliki jumlah anggota mencapai sekitar 4.000 pengusaha muda. Untuk itu, diperlukan sosok pemimpin berintegritas tinggi, dan memiliki kemampuan untuk dapat menyatukan seluruh anggota agar dapat saling bersinergi dan berkolaborasi,” ujar Ketua Steering Committee HIPMI Jaya, Todotua Pasaribu, dalam keterangan tertulis.

Selain memiliki integritas, Todo menambahkan bahwa, calon Ketua Umum HIPMI Jaya harus memiliki komitmen kuat dalam menjalankan visi misinya serta memberikan kesempatan bagi seluruh kader untuk mengembangkan organisasi.

 

“Dengan begitu akan terjalin hubungan yang baik antara kader dengan pemimpin atau sebaliknya. Pemimpin baru HIPMI Jaya harus menunjukan sikap keteladanan, serta menjunjung tinggi semangat kebhinekaan untuk mendorong perubahan yang lebih baik bagi organisasi ini,” paparnya.

 

Ketum HIPMI Jaya, Rama Datau mengajak semua anggota HIPMI untuk bisa melihat program masing-masing calon ketua umum melalui debat terbuka yang diselenggarakan panitia.

 

"Kita ada debat terbuka, itu bisa menjadi acuan untuk kita menentukan arah organisasi tiga tahun ke depan. Program kerja, visi misi kita adu agar bisa lahirkan kepemimpinan yang terbaik nantinya," tutup Rama.

 

Seperti diketahui, HIPMI Jaya akan melakukan pemilihan Ketua Umum yang baru untuk periode 2017-2020. Sudah ada empat kandidat yang mendaftarkan diri untuk maju dalam pencalonan HIPMI Jaya Afifuddin Suhaeli Kalla (nomor urut 1), Ardhi Mahardika (nomor urut 2), M. Aaron Sampetoding (nomor urut 3) dan Constantine Otis Wuisan (nomor urut 4).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement