REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen Rikwanto mengatakan, dua terduga teroris Purwakarta, Abu Sofi dan Abu Faiz, tewas karena tidak mengindahkan peringatan Densus 88 dalam penangkapan. Penggerebekan tersebut dilakukan pada Ahad (25/12) kemarin sekitar pukul 11.30 WIB.
"Masalah dua orang tertembak karena memang mereka melakukan penyerangan dengan pisau dan golok. Kita temukan pisau dan golok di TKP," ujar Rikwanto di Mabes Porli, Jakarta Selatan, Senin (26/12).
Menurut Rikwanto, saat Densus 88 akan melakukan penangkapan, ditemukan lebih dulu Abu Faiz di rumah Apung tersebut. Sayangnya lima kali tembakan udara dilayangkan Densus 88 tidak menyurutkan niat Abu Faiz untuk terus melawan.
"Abu Faiz mengacungkan golok untuk menyerang petugas. Sudah diperingati buang tembakan lima kali, tapi tidak mengindahkan," ujar Rikwanto.
Kemudian, satu orang lagi yakni Abu Sofi bersembunyi di bawah rumah apung. Namun setelah lokasi persembunyian ditemukan, Abu Sofi pun melakukan perlawanan. "Setelah ketemu dia (Abu Sofi) loncat dan menyerang petugas dan terpaksa juga melakukan penembakan," ujar Rikwanto.