Senin 26 Dec 2016 15:19 WIB

Tanggul Irigasi Jebol Ancam 1.580 Hektare Sawah di Indramayu

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nur Aini
Irigasi pertanian, ilustrasi
Irigasi pertanian, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU – Sedikitnya 1.580 hektare tanaman padi di empat desa yang tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Indramayu, terancam kekeringan. Hal itu menyusul jebolnya tanggul saluran irigasi yang menjadi sumber pengairan utama dan satu-satunya di empat desa tersebut.

 

Adapun empat kecamatan itu, yakni Desa Plosokerep Kecamatan Terisi, Desa Sumbon Kecamatan Kroya, serta Desa Kedokan Gabus dan Rancamulya, Kecamatan Gabuswetan. Saat ini, areal persawahan di empat desa tersebut tanahnya kering dan retak.

 

Umur tanaman padi di empat desa tersebut rata-rata 35 – 40 hari. Tanaman padi itu sudah mengalami pemupukan kedua. "Kalau tanggul yang jebol ini tidak segera diperbaiki, maka tanaman padi akan semakin kering dan mati,’’ ujar Ketua Kelompok Tani Desa Plosokerep, Rusdani kepada Republika, Senin (26/12).

 

Kondisi itu diperparah dengan hujan yang tidak turun dalam seminggu terakhir. Bahkan, cuaca di wilayah Indramayu pun sangat terik.

 

Tanggul saluran irigasi yang jebol sepanjang kurang lebih 25 meter itu terletak di Blok Suket Baju, Desa Plosokerep. Saluran irigasi tersebut selama ini mengalirkan air yang bersumber dari Sungai Cipanas ke empat desa itu. Akibat jebol, air yang seharusnya masuk ke areal persawahan akhirnya menjadi terbuang sia-sia ke saluran pembuang.

 

Rusdani mengatakan, tanggul tersebut jebol tiga hari yang lalu. Sebelumnya, tanggul itu juga pernah jebol. Pihak KCD Pengairan setempat kemudian memberi bantuan berupa karung pasir untuk penanganan daruratnya. "Tiga hari yang lalu tanggul ini jebol lagi. Sekarang masyarakat ramai-ramai patungan dan bergotong royong untuk memperbaikinya,’’ tutur Rusdani.

 

Selain masyarakat, kata Rusdani, para kepala desa di empat desa tersebut juga ikut menyumbang. Hasil patungan itu kemudian dibelikan kayu jati, kawat, tali dan terpal untuk menambal tanggul yang jebol agar lebih kuat.

 

Tak hanya tanggulnya yang jebol, kata Rusdani, saluran irigasi tersebut juga mengalami pendangkalan. Akibatnya, saluran irigasi itu tidak bisa menampung air dalam jumlah besar. Kondisi tersebut sangat merugikan petani, terutama saat musim kemarau.

Rusdani berharap, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi (PSDA Tamben) Kabupaten Indramayu segera memperbaiki tanggul yang jebol dan melakukan pengurasan saluran irigasi tersebut. Pasalnya, keberadaan saluran irigasi itu sangat dibutuhkan oleh para petani di empat desa.  

 

Hal senada diungkapkan Kepala Desa Plosokerep, Solehudin. Dia pun meminta agar perbaikan saluran irigasi itu segera dilakukan. "Ini menyangkut nasib para petani di daerah kami,’’ kata Solehudin.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement