REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Indonesia, Maswadi Rauf, menilai persaingan para cagub dan cawagub yang akan berkontestasi di Pilkada DKI Jakarta 2017, diprediksi semakin seru di sisa masa kampanye. Itu tak lain karena, menurutnya, pertarungan di Pilkada DKI saat ini tidak hanya mempertaruhkan ketiga pasangan calon, tapi juga menyangkut gengsi Prabowo, SBY, dan Jokowi.
"Itu kan lebih seru lagi antara gengsi Prabowo (sebagai motor penggerak Anies-Sandi) dengan gengsi SBY (sebagai motor penggerak Agus-Sylvi), sedangkan Ahok ini gengsi Jokowi," kata Maswadi saat dihubungi Republika, Senin (26/12).
Namun begitu, persaingan yang terlihat dalam Pilgub DKI 2017 ini adalah persaingan antara Prabowo dan SBY. Itu tak lain karena Prabowo yang secara terang-terangan menyatakan siap turun langsung menyapa masyarakat untuk membantu mengkampanyekan pasangan Anies-Sandi.
Begitupun SBY, yang menurutnya, kelihatan ingin berusaha habis-habisan untuk memenangkan Agus sebagai calon yang diusung partainya, sekaligus anak sulungnya. "Ini kan gengsi dia sebagai mantan presiden yang juga ingin menunjukkan ke publik anaknya bisa memenangkan pilkada (DKI Jakarta 2017)," ucap Maswadi.
Sementara itu, peran Jokowi dalam upayanya memenangkan pasangan Ahok-Djarot memang tidak nampak. Itu tak lain karena, menurutnya, Jokowi lebih banyak berperan di belakang dan tidak secara terang-terangan menyatakan dukungan terhadap Ahok-Djarot.
"Cuma Jokowi kan tidak terang-terangan seperti kedua orang itu (Prabowo dan SBY). Tapi di belakang Ahok itu ada Jokowi. Mungkin tidak secara langsung," ucap Maswadi.