REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pesawat militer Rusia yang membawa 92 orang penumpang jatuh di Laut Hitam saat terbang menuju Suriah. Dalam kecelakaan itu tak ada korban selamat.
Rusia mengadakan hari belasungkawa nasional pada Senin, (26/12). Ini dilakukan untuk mengungkapkan duka cita yang mendalam atas jatuhnya para korban. Pemerintah Rusia terus memperpanjang operasi pencarian untuk menemukan jenazah para korban. Selain itu juga untuk mencari kotak hitam pesawat nahas tersebut.
Bendera-bendera dikibarkan setengah tiang pada Senin. Orang-orang yang bersedih menaruh bunga-bunga di Bandara Sochi. Di bandara itulah pesawat melakukan lepas landas terakhir kalinya menuju Suriah untuk mengantarkan anggota paduan suara, penari, dan orkestra Tentara Merah Rusia.
Menteri Transportasi Rusia Maxim Sokolov menduga pilotnya mengalami kesalahan teknis. "Sepertinya itu yang terjadi," katanya.
Penyebab jatuhnya pesawat itu, ujar Sokolov, bukan karena adanya aksi terorisme. "Kami bekerja berdasarkan asumsi kecelakaan besar yang terjadi karena kesalahan pilot atau kesalahan teknis," ujarnya.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Mayor Jendral Igor Konashenkov mengatakan sebanyak 11 jenazah telah ditemukan. Pencarian korban dan pesawat melibatkan 3.500 personel.
"Sebanyak 39 kapal, lima helikopter, sebuah drone, dan 100 penyelam dikerahkan untuk mencari korban dan puing-puing pesawat. Para tentara juga menyisir pantai-pantai di Laut Hitam," ujar Konashenkov.