REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti ekonomi syariah SEBI School of Islamic Economic Aziz Setiawan mengatakan, tren pertumbuhan sukuk korporasi pada 2017 mendatang akan meningkat tetapi belum cepat. Peningkatan penerbitan sukuk korporasi ini didukung dengan mulai membaiknya perekonomian domestik ketimbang pada 2015 silam.
"Secara umum perekonomian bergerak naik sehingga otomatis demand masyarakat naik dan suplai meningkat, dengan demikian ada kebutuhan pembiayaan bagi perusahaan untuk meningkatkan produksi," ujar Aziz kepada Republika.co.id, Selasa (27/12).
Aziz mengatakan, kebutuhan ekspansi dan produksi tersebut akan membuat perusahaan mengeluarkan berbagai macam instrumen, salah satunya sukuk untuk menyerap likuiditas. Selain itu, pada 2017 diprediksi likuiditas juga akan naik karena masih ada sisa dana repratisasi yang belum masuk di 2017.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pipeline penawaran umum untuk IPO saham saat ini berjumlah lima perusahaan, Penawaran Umum Obligasi sebanyak empat perusahaan, dan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi sebanyak dua perusahaan. Sementara, belum terdapat pernyataan pendaftaran sukuk karena masih dalam proses.
Outstanding sukuk korporasi per 25 November 2016 tercatat sebesar Rp 12,55 triliun atau meningkat 26,78 persen year to date. Sedangkan pertumbuhan reksa dana syariah yakni NAB per 18 November 2016 mencapai Rp 12,04 triliun atau meningkat 9,35 persen year to date.