REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Para pengikut kepala biara Buddha yang diduga melakukan pencucian uang, menghalangi pintu masuk menuju kuil, Selasa (27/12). Aksi itu dilakukan setelah lebih dari 700 polisi berkumpul untuk melakukan penggeledahan kompleks kuil yang luas di wilayah utara Bangkok itu.
Pihak kuil Wat Phra Dhammakaya memiliki pengikut dalam jumlah besar dan didukung oleh sejumlah politikus Thailand berpengaruh serta pebisnis setempat. Namun, para pengamat memandang bahwa pihak kuil mengeksploitasi masyarakat dan agama demi uang.
Pihak kejaksaan Thailand menyatakan, bahwa pada November, pihaknya menuntut kepala biara Phra Dhammachayo dan empat lainnya atas konspirasi melakukan pencucian uang dan menerima barang-barang hasil curian. Upaya polisi untuk memasuki kompleks kuil dan memeriksa kepala biara pada beberapa bulan yang lalu sia-sia. Kompleks kuil itu terletak di dekat bandar udara internasional Don Muang di Ibu Kota Thailand.
Pada saat polisi bersiap melakukan upaya lain pada Selasa (27/12), Reuters melihat, ratusan biarawan dan pengikutnya di dalam kompleks kuil. Beberapa di antara mereka menghadang pintu masuk, sedangkan yang lain mengenakan masker sambil menyanyikan puji-pujian Buddha.
"Tujuan dari operasi hari ini adalah untuk menyingkirkan penghalang, termasuk pagar," kata Khempak Photipak, pejabat kepolisian yang bertanggung jawab terhadap operasi tersebut.
"Kami sedang menunggu perintah soal kapan penggerebekan kuil dilakukan," ujarnya dengan menambahkan bahwa 750 personel kepolisian sudah disiagakan.
Pihak pengurus kuil menyebutkan bahwa sekitar 10 ribu orang berada di dalam kompleks kuil. Berbagai kasus korupsi, skandal seksual, dan narkoba yang melibatkan sejumlah biarawan di sejumlah kuil telah menempatkan umat Buddha di Thailand menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir.