Selasa 27 Dec 2016 17:25 WIB

Ini Cara Daerah Bantu Ekonomi Nasional

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Winda Destiana Putri
Burhanuddin Abdullah
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Burhanuddin Abdullah

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Mantan Gubernur Bank Indonesia periode 2003-2008 Burhanuddin Abdullah punya saran agar daerah-daerah mampu mendorong perekonomian nasional. Menurutnya, cara paling efektif adalah memanfaatkan potensi daerah.

Pria yang juga sempat menjabat Menko bidang ekonomi tersebut mengatakan daerah tak harus mencari-cari solusi meningkatkan ekonomi. Ia meyakini daerah hanya perlu mengupayakan kekhasannya. Ia pun mencontohkan Pangandaran sebaiknya fokus meningkatkan pariwisata meliputi infrastruktur dan keramahan warganya.

"Daerah harus fokus pada apa yang dia punya dan keunggulannya, jangan mikir yang aneh-aneh, kekhasan daerah saja dikapitalisasikan, dibina dan dikembangkan," katanya saat hadir mengisi materi di kantor Bank Indonesia perwakilan Kota Tasikmalaya, Selasa (27/12).

Ia mengingatkan pula bahwa UMKM menjadi jantung utama di kawasan Priangan Timur. Sehingga perlu ada kesadaran membina dan memfasilitasi UMKM agar tidak tertinggal. Sebab menurutnya UMKM tidak punya bargaining position yang kuat supaya bisa berkembang. "Bargaining position UMKM itu rendah, sekarang antara penjual dan pembeli siapa yang berkuasa? pembeli kan menentukan semua, jadi bagaimana caranya kerjasama dengan UMKM lain sekaligus pemasaran bersama," ujarnya.

Dalam lingkup nasional, ia menyadari anggaran pengembangan UMKM terpecah-pecah setidaknya di 19 departemen. Guna mengefektifkan pengelolaan UMKM secara maksimal di tingkat nasional, ia menyarankan adanya Badan Otoritas UMKM.

"UMKM itu anggarannya terpecah-pecah ada di 19 departemen, karena terpecah-pecah hanya cocok untuk ongkos jalan. Saya usulkan bikin badan otoritas UMKM, semua anggaran masuk kesana, dipimpin kepala daerah, semua program disitu baik program atau bimbingan," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement