Selasa 27 Dec 2016 17:29 WIB

Xi Jinping Sebut Program Antariksa Harus Lindungi Keamanan Nasional

Presiden Cina Xi Jinping.
Foto: REUTERS/Mariana Bazo
Presiden Cina Xi Jinping.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping mengatakan program antariksa Cina harus melindungi keamanan nasional, Selasa (27/12). Dia menyerukan Cina mengembangkan kekuatan antariksanya sendiri, dan telah menguji rudal antisatelitnya di samping untuk tujuan sipil.

Cina berulangkali menyatakan program antariksanya untuk tujuan perdamaian, namun Departemen Pertahanan AS yang telah menyoroti peningkatan kemampuan mereka, mengatakan hal itu mengejar aktivitas yang bertujuan mencegah lawannya menggunakan aset berbasis luar angkasa dalam krisis.
 
Dalam dokumen kebijakan itu, pemerintah mengatakan program antariksa merupakan bagian penting dari strategi pembangunan menyeluruh negeri Tirai Bambu tersebut. "Cina selalu menganut prinsip penggunaan luar angkasa untuk tujuan perdamaian, dan menentang senjatanisasi atau perlombaan persenjataan di luar angkasa," demikian dokumen tersebut.
 
"Program tersebut juga harus memenuhi kebutuhan ekonomi, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keamanan nasional dan kemajuan sosial," kata dokumen tersebut, tanpa menjelaskan lebih lanjut bagian keamanan.
 
Bagaimanapun, dalam sejarahnya, program antariksa ini termasuk uji persenjataan di mana militer memiliki banyak keterlibatan di dalamnya. "Selama lebih dari 60 tahun terakhir pembangunan yang luar biasa sejak industri antariksa didirikan pada 1956, Cina telah membuat pencapaian luar biasa dalam bidang ini, termasuk pengembangan bom atom dan hidrogen, rudal, satelit, pesawat luar angkasa dan roket penelitian lunar," kata dokumen tersebut.
 
Sampai sekarang, Cina menyelesaikan misi luar angkasa berawak terpanjang pada bulan lalu, ketika dua astronaut menghabiskan satu bulan di atas laboratorium luar angkasa Tiangng 2 atau "Istana Surgawi 2". Perangkat luar angkasa tersebut digunakan Cina untuk melakukan percobaan menjelang rencana jangka panjang untuk memiliki stasiun luar angkasa berawak permanen pada 2022.
 
Dokumen tersebut juga mengulangi rencana untuk meluncurkan roket peneliti Mars pada 2020 dan mendaratkan roket penelitian pertama di sisi gelap bulan pada 2018, namun tidak memberikan rincian tentang angan untuk mendaratkan manusia Cina di Bulan pada 2036 yang sebelumnya diperdebatkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement