Selasa 27 Dec 2016 20:26 WIB

Dahnil Anzar: Politik Dinasti Merampas Demokrasi

Dahnil Anzar Simanjuntak
Foto: istimewa
Dahnil Anzar Simanjuntak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mewanti-wanti bahaya dari politik dinasti. Selain merampas demokrasi dan hak publik, perilaku politik dinasti dinilai cenderung melahirkan rente yang hanya menguntungkan kelompok tertentu.

Menurut dia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus benar-benar mengusut kasus pencucian uang, jangan sampai kasus itu mandeg. "Kasus pencucian uang seharusnya bisa lebih akseleratif sehingga mencegah tumbuh suburnya dinasti politik. Karena mereka yang diduga melakukan pencucian dan praktik rente, dalam hal ini dinasti politik di Banten," ujar Dahnil dalam keterangannya, Selasa (27/12).

Dahnil mengatakan akibat pengusutan pencucian uang lamban, kerabat politik dinasti masih bisa melenggang bebas. Dia menyarankan KPK harus mengakselerasi, mengusut kasus pencucian uang, termasuk ke kelompok lain seperti anggota DPRD.

"Seharusnya memang disegerakan. Justru keterlambatan proses hukum itu, juga membiarkan tumbuhnya dengan cepat dinasti politik," kata dia.

Dinasti politik, menurut Dahnil, harus dipotong dengan cara politik. Jangan sampai dinasti itu kembali dengan wajah palsu mengaku-ngaku dizalimi hingga menangis melankolis. Motif seperti itu, kata dia, selalu dilakukan karena mereka (aktor dinasti politik) sadar bahwa masyarakat mudah lupa sehingga gampang diberdayakan dengan cara melankolis.

"Dinasti politik merampas demokrasi yang sehat, dinasti politik ini tumbuh dari oligarki politik," ujar Dahnil.

Politik, bagi elite dinasti politik, hanya sekadar alat saluran untuk rente. Memberikan pelayanan publik yang maksimal bukan jadi tujuan utama. Menurut dia, politik hanya lahan untuk mengejear rente memainkan proyek APBD.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement