Rabu 28 Dec 2016 02:57 WIB

Atasi Mahalnya Harga Daging, Pengamat: Tingkatkan Produksi Lokal Atau Impor.

Rep: Singgih Wiryono./ Red: Budi Raharjo
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Grogol, Jakarta Barat, Selasa (27/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Grogol, Jakarta Barat, Selasa (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pertanian IPB, Dwi Andreas Santosa berpendapat, saat ini pemerintah memiliki dua pilihan untuk menangani harga daging sapi yang terus melambung.

"Untuk saat ini, harga naik berarti memang ada stok yang bermasalah, kalau stok bermasalah ya satu-satunya cara yakni meningkatkan stok. Meningkatkan stok caranya ya ada dua, satu produksi dalam negeri dan impor, nggak ada cara lain," ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa (27/12).

Dwi menjelaskan, jika memang dalam waktu dekat pemerintah tidak bisa meningkatkan produksi dalam negeri, satu-satunya cara adalah mengimpor stok tersebut. "Tinggal menerbitkan atau tidak menerbitkan izin impor kan mudah," jelasnya.

Terkait pernyataan Kementerian Perdagangan yang menjelaskan stok pangan aman hingga 4 bulan ke depan, Dwi menjelaskan, hal ini tidak terjadi di beberapa stok bahan pokok lainnya. "Ya stok yang mana dulu, kalau stok beras ya memang saya yakin aman. Kalau daging bagaimana, aman apa nggak?"

Dwi mengatakan, stok juga berkaitan dengan tata kelola yang baik. Pemerintah harus bisa memilih mana harga barang pokok yang bisa di intervensi dan mana yang bisa dibiarkan. "Tata kelola ini bisa terjadi, sekali lagi jika kita memiliki data yang akurat," ujarnya lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement