Rabu 28 Dec 2016 00:33 WIB

Kapal Perang Cina Latihan di Laut Cina Selatan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Kapal perang AS di Laut Cina Selatan
Foto: Aljazeera
Kapal perang AS di Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sejumlah kapal perang Cina memasuki Laut Cina Selatan setelah melewati Taiwan pada Senin (26/12). Kapal-kapal itu dibawa oleh kapal induk Liaoning milik Pasukan Angkatan Laut militer Cina People's Liberation Army.

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan konvoi tersebut melewati Prata Island yang merupakan teritorial Taiwan. Kapal juga sebelumnya melewati titik kanal Bashi yang terletak antara Taiwan dan Filipina.

Juru bicara kementerian, Chen Chung-chi menolak mengonfirmasi Taiwan mengerahkan jet tempur atau kapal selamnya. Namun ia mengatakan Taiwan tetap waspada dan fleksibel jika harus melakukan metode mempertahankan keamanan.

Menurutnya, kementerian Taiwan terus memantau situasi. Cina menyebut momen tersebut sebagai latihan rutin. Juru bicara Kementerian luar negeri Cina, Hua Chunying mengatakan tindakan mereka berdasar pada hukum. Termasuk dalam menggunakan kapal induk Liaoning buatan Soviet tersebut.

"Liaoning kami harus merasakan juga kebebasan navigasi dan berada di wilayah internasional, kami harap semua pihak menghargainya," kata Hua merujuk operasi AS soal kebebasan navigasi di LCS.

Tabloit Global Times mengatakan latihan kemarin menunjukkan peningkatan kemampuan Liaoning. Kapal saat ini bisa berlayar lebih jauh lagi. "Kapal Cina akan berlayar ke Pasifik timur nanti," katanya editorial Global Times.

Liaoning diklasifikasikan sebagai kapal latihan. Sebelumnya Cina sering menggunakannya, termasuk dalam latihan di LCS. Namun latihan Cina masih jauh dari latihan yang dilakukan oleh AS dengan kapal induknya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement