Rabu 28 Dec 2016 16:24 WIB

Pertumbuhan Industri Ritel Diyakini Tembus 10 Persen

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Bisnis Ritel. Ilustrasi
Foto: Antara
Bisnis Ritel. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) optimistis pertumbuhan usaha ritel di dalam negeri akan tumbuh hingga 10 persen pada 2016. Pertumbuhan ini juga diproyeksi sama pada 2017.

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan, hingga November 2016 realisasi omzet yang dibukukan industri ritel sudah tumbuh 8 persen dibanding realisasi omzet sepanjang 2015. Dengan pertumbuhan konsumsi masyarakat yang masih meningkat, maka nilai ini diproyeksi bisa menembus 10 persen pada akhir 2016.

"Indikatornya masih terlihat dari peningkatan konsumsi masyarakat. Ini sangat menggembirakan bagi kami," kata Roy Mande dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (28/12).

Roy mencontohkan, dalam satu bulan kinerja, salah satu anggota Aprindo mampu membukukan omzet mencapai Rp 1 triliun. Kemudian untuk Desember 2016 kemungkinan omzetnya akan bertambah menjadi Rp 1,6 triliun.

Menurut Roy, sejumlah kebijakan dari kementerian dan lembaga (K/L) mampu mendorong daya beli masyarakat tetap terjaga meski perekonomian dalam negeri masih cenderung lesu. Inflasi yang berhasil ditahan di angka empat persen bahkan cenderung ke angka tiga persen menjadikan harga barang ritel juga tidak bergejolak. Nilai inflasi ini lebih baik dari tahun lalu, dan kestabilannya pun dinilai lebih bagus. Selain itu, harga komponen penunjang seperti listrik, gas, dan bahan bakar minyak (BBM) yang cukup terkendali juga turut mendongkrak pertumbuhan industri ritel tahun ini.

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang mampu diturunkan mencapai 4,75 persen juga dianggap berhasil membuat masyarakat memiliki anggaran untuk berbelanja. Suku bunga pinjaman yang dapat ditekan mencapai sembilan persen turut serta menjaga daya beli tersebut.

"Empat belas paket kebijakan ekonomi telah dikeluarkan pemerintah sejak akhir tahun lalu. Implementasi paket deregulasi yang disebut sudah mencapai 80 persen mampu mendorong daya saing dan produktifitas industri ritel Tanah Air," ujar Roy.

Dengan pertumbuhan 10 persen pada 2016, maka omzet yang didapat dari industri ini diperkirakan bisa menembus Rp 200 triliun. Nilai ini naik Rp 20 trilun, karena pda 2015 omzet yang didapat dari sektor ini mencapai Rp 180 triliun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement