REPUBLIKA.CO.ID, ST PETERSBURG -- Diam-diam, awal tahun ini, jumlah warga Rusia yang didiagnosa positif HIV tembus satu juta orang. Sayangnya, pemerintah Rusia hanya mengindikasikan sedikit komitmen menyediakan sumber yang cukup untuk membendung percepatan virus dari kelompok berisiko tinggi ke populasi umum.
Sekitar 850 ribu warga Rusia mengidap HIV. Sebanyak 220 ribu lainnya tewas sejak akhir 1980-an. Kepala Federal AIDS Center Vadim Pokrovsky memperkirakan sedikitnya 500 ribu kasus HIV tidak terdiagnosa.
Meski sejumlah pejabat senior menolak label epidemi terhadap pengidap HIV, aktivis seperti Pokrovsky justru menyebutnya epidemi. Jumlah korban mencapai satu persen dari 143 juta populasi Rusia. Hubungan seks heteroseksual akan melampaui penggunaan narkoba sebagai penyebab utama infeksi.
"Ini sudah dianggap sebagai ancaman terhadap bangsa," kata Pokrovsky, dilansir New York Times, Rabu (28/12).
Pada 2016, sebanyak 100 ribu infeksi baru terjadi atau sekitar 275 per hari. Jumlah tersebut merupakan epidemi HIV terbesar di Eropa dan termasuk tertinggi secara global.
Meski jumlahnya besar, para ahli tidak berharap ada banyak perubahan di Rusia dimana para korban banyak mengalami stigma seperti pada 1980-an. Di banyak cara, pertarungan Rusia melawan HIV merupakan studi kasus antara masyarakat dan Kremlin di bawah Presiden Vladimir Putin.
Pembawa acara terkenal Anton Krasovsky dipecat Januari 2013 setelah mengaku sebagai penyuka sesama jenis saat siaran langsung. "Karena kami tidak berbicara tentang memerangi Putin, tapi virus, masyarakat harus memahami mereka bisa melawan virus hanya jika mereka di sisi yang sama dengan Putin. Tidak mungkin mengubah situasi tanpa ada persetujuan itu," katanya.
Putin selama ini hanya diam terkait HIV. Aktivis mengatakan kombinasi perlakuan berbeda terhadap korban, pemotongan dana pemerintah, kecurigaan terhadap dana asing dan kuatnya orang yang menyangkal AIDS menyumbang pada kurangnya upaya nasional.
Namun, Rusia bukannya tanpa kemajuan. Fakta adanya strategi nasional dan iklan yang mendorong tes HIV yang didukung istri predana menteri, Svetlana Medvedeva paling tidak menyiratkan adanya perhatian di level tinggi.