REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Susahnya mendapatkan aliran air bersih membuat sebagian besar warga Jakarta ketergantungan dengan perusahaan penyedia kebutuhan air bersih. Sayangnya, distribusi air bersih belum merata, masih banyak warga yang mengaku kesulitan mendapatkan akses air bersih.
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan berjanji akan memberikan subsidi hingga 80 persen bagi warga yang ingin rumahnya dialiri oleh air PAM. Anies menyatakan bahwa rumah-rumah berukuran di bawah 70 meter persegi akan menjadi prioritas pemasangan air PAM tersebut.
Menanggapi program tersebut, Calon Gubernur DKI Jakarta pejawat, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok menegaskan program air bersih sudah dijalankan oleh dirinya saat masih aktif menjabat Gubernur DKI. "Dia ngomong program-program. Dia ngomong, gue sudah kerjain kok," kata Ahok saat blusukan di Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (28/12).
Ahok mengatakan, bila ada masyarakat yang kesulitan memperoleh air bersih, akan dilakukan mekanisme subsidi.
"Kami sekarang subsidi semua orang yang nyambung PAM. Jadi mereka enggak bayar lagi, tinggal jalan. Kalau kamu gak bisa bayar, kami juga PSO (public service obligation). Kami subsidi. Subsidi saja. Akan kami lakukan seperti itu," jelas Ahok.
Ahok menambahkan, salah satu kurangnya penyediaan air bersih dikarenakan pengolahan air limbah yang masih rendah. Mantan Bupati Belitung Timur itu menginginkan adanya pipa pengolahan air limbah yang turut menyambung dengan pipa penyaluran air bersih. Dengan adanya pipa air limbah itu diharapkan dapat membuka peluang setiap rumah mendapatkan air bersih.
"Jakarta ini kan di bawah lima persen pengolahan air limbahnya. Nanti setiap rumah orang harus dapat air bersih, ada pipa pengolahan air limbahnya juga," ujar Ahok.
Sementara Anies mengatakan, kendati pemerintah kini menggratiskan pemasangan pipa PAM, namun belum semuanya mendapat akses tersebut. Hal itu terlihat dari persentase jumlah penduduk terlayani yang tak beranjak di angka 60 persen sejak 2012.
Anies menargetkan, peningkatan dua kali lipat jumlah pelanggan dari 2015. Ia akan memprioritaskan kampung-kampung yang secara sosioekonomi lemah, terutama rumah-rumah berukuran di bawah 150 meter persegi.
Khusus untuk rumah yang ukurannya lebih kecil atau di bawah 70 meter persegi, akan diberi subsidi 80 persen untuk pembayaran langganan air. "Jadi kalau rumahnya sederhana, warga cukup membayar 20 persen saja, sisanya akan dibayar oleh pemerintah," ujar Anies.
Anies akan memrioritaskan pemasangan air bersih di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Kedua kawasan itulah yang dikeluhkan warga memiliki aksesbilitas air bersih yang rendah.