REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Suruji mengatakan, tiga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di Kota Bima mengalami kerusakan cukup parah akibat banjir bandang yang melanda kota tersebut pada Rabu (21/12) dan Jumat (23/12). Kerasnya terjangan banjir, ia katakan, membuat dinding tiga sekolah tersebut roboh.
Demikian juga dengan tingginya lumpur sisa banjir setinggi 30 cm yang masih menggenangi sekolah tersebut. "Yang rusak serius (berat) ada dua SMK dan satu SMA," katanya kepada Republika.co.id di Mataram, Kamis (29/12).
Selain rusak berat, dia menyebutkan, tiga sekolah lain mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Menurutnya, permasalahan terbesar dari bencana banjir ialah rusaknya sejumlah fasilitas komputer dan laboratorium sekolah-sekolah di Bima. Dia menerangkan, seluruh pelajar di Kota Bima menjadi terdampak atas bencana banjir terbesar di Kota Tepian Air tersebut. "Kerugiannya lumayan besar," ungkapnya meski belum bisa menjelaskan secara rinci angka pastinya.
Disdikpora Provinsi NTB juga telah melaporkan informasi terkait hal ini kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) atas rusaknya sejumlah infrastuktur SLTA. Untuk sekolah dasar (SD) dan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), ia katakan, merupakan kewenangan masing-masing kabupaten/kota yang juga telah melaporkan kepada pemerintah pusat. Dia menerangkan, untuk penanganan bencana bagi kegiatan belajar mengajar ini, dilakukan satu pintu melalui tim tanggap darurat yang pendanaannya diambil dari APBN.