REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (BTN) pada tahun depan bakal menerbitkan surat utang atau obligasi senilai Rp 6 triliun, untuk memenuhi pembiayaan perumahan. Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, tahun depan ada rencana Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan total penghimpunan dana sebesar Rp 6 triliun, dimana tahap pertama akan diterbitkan pada kuartal I 2017.
"Tahap pertama nanti Rp 3 triliun, kemudian tahap keduanya sebesar Rp 3 triliun, jadi totalnya Rp 6 triliun," ujar Maryono di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (29/12).
Maryono menjelaskan potensi pembiayaan perumahan sangat besar, terlebih saat ini kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan masyarakat atau backlog masih tinggi. "Kerja sama dengan tujuh BUMN saja, ada potensi garapan secara total 23 ribu KPR dan ada potensi dari BPJS Ketenagakerjaan sekitar 20 ribu anggotanya," ujar Maryono.
Selain menerbitkan obligasi, BTN juga menggandeng tujuh perusahaan pelat merah, guna meningkatkan penghimpunan dana dan penyaluran kredit perseroan. Ketujuh BUMN tersebut yaitu PT Bukit Asam, PT Reasuransi Indonesia Utama, PT Pembangunan Perumahan, PT Semen Indonesia, PT Permodalan Nasional Madani, Perum Perumnas, dan BPJS Ketenagakerjaan. "Dalam jangka panjang kerja sama ini bermanfaat bagi peningkatan kredit dan penghimpunan dana perseroan," ujar Maryono. Hingga November 2017, BTN telah menghimpun dana simpanan dari kalangan BUMN dan BUMD senilai Rp 27,13 triliun, naik 15 persen dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar Rp 23,04 triliun.
Baca juga: BTN Gandeng 7 BUMN untuk Kejar Target 1 Juta Rumah