REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Masyarakat Denpasar mengeluhkan harga daging sapi yang terus naik. Para pedagang bakso dan pedagang nasi campur, menyatakan tidak bisa menahan harga jualnya, karena akan merugi.
"Sebelumnya harga daging puer hanya Rp 105 ribu sekilo, sekarang Rp 115 ribu, kenaikannya luar biasa," kata Darmaji, pedagang bakso keliling di kawasan Pemecutan Depasar Barat.
Kepada Republika dia menyebutkan, sebagai pedagang bakso keliling dia juga harus menjaga mutu bakso buatannya. Karena itu dia tidak mungkin mengganti daging puer dengan daging yang kualitasnya lebih rendah. "Walau pedagang keliling, saya harus jaga mutu juga, agar pelanggan kami tidak lari," katanya.
Hanya saja kata Darmaji, kalau dia menjual bakso dengan kualitas sama dan bertahan dengan harga lama, dia sudah pasti merugi. Selain daging sebutnya, harga cabe rawit juga naik. Padahal cabe rawit juga digunakan untuk pelengkap baksonya.
Pedagang nasi campur di kawasan Ubung Denpasar Utara, Rosyid mengemukakan hal senada. Dengan kenaikan harga daging dia sulit menekan harga lagi dan terpaksa mengurangi porsi.
"Ini cara kami menekan harga, agar dagangan kami tidak terkesan mahal," kata Rosyid asal Kabat, Banyuwangi.