REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Belum juga reda kasus klitih yang menewaskan seorang pelajar SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, pembacokan kembali terjadi Bantul. Kali ini kasus pembacokan kembali menimpa pelajar di kawasan Gupak Warak Desa Sendangsari pada Rabu (28/12) dini hari WIB.
"Kejadiannya dini hari tadi (Rabu) perkiraannya sekitar pukul 00.30 WIB di Gupak Warak sebelum perempatan yang ada sebuah pabrik triplek," kata Kapolsek Pajangan AKP Suyanto saat ditemui di Polsek Pajangan, Rabu.
Menurut dia, korban pembacokan diketahui bernama Muzamil (17) salah satu pelajar di SMK Pandak Bantul, korban mengalami luka bacok pada bagian kepala karena sabetan senjata tajam oleh pelaku.
"Korban mengalami luka bacok di bagian kepala, sehingga harus mendapat perawatan di rumah sakit. Saat ini korban sudah diperbolehkan pulang setelah dirawat di rumah sakit," katanya kemarin.
Ia menuturkan kepolisian telah mengantongi ciri-ciri pelaku pembacokan tersebut. "Ciri ciri pelaku ada dua orang yang berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Vario warna gelap, tidak tahu warna apa, tapi warna gelap," kata Suyanto.
Menurut dia, potongan rambut pelaku cepak berusia antara 23 sampai 25 tahun. Keduanya saat kejadian pembacokan memakai kaos oblong dengan mengalungkan sarung di badannya, sedangkan pelaku pembacokan yang membonceng. Atas kasus itu petugas mengamankan barang bukti berupa topi warna krem diduga milik pembonceng sepeda motor.
"Kalau pengaruh minuman keras apa tidak, kami belum tahu, karena kami baru mendalami dengan periksa korban. Yang jelas pelaku bukan pelajar karena saat kejadian pelaku dan korban sempat berhadapan," katanya.
Kapolsek mengatakan, korban pembacokan yang diketahui bernama Muzamil (17), pelajar salah satu SMK di Pandak Bantul itu, mengalami luka luka di pelipis sebelah kanan dengan 12 jahitan dan tangan. Sedangkan saksi kejadian tersebut ada empat, yaitu Akhmad lutfi (18), Ichwanudin (22), Amad Husaini (19), Muhammad Anas (22). Mereka semua warga Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan Bantul.
Adapun berdasarkan informasi awal kejadian itu bermula saat korban hendak membeli makan di wilayah Gupak Warak bersama sejumlah teman dengan motor, namun mereka beriringan dan keberadaan korban berjarak puluhan meter dari temannya. Namun demikian, menurut dia, ketika sampai di tempat kejadian perkara (TKP) korban bermaksud berhenti di tepi jalan bulak setempat dan dari arah belakang muncul dua orang berboncengan dengan sepeda motor menghampiri korban.
"Informasinya (sebelum dibacok), korban sempat dikata-katain kasar pelaku. Setelah kejadian pelaku pergi ke selatan. Saat itu juga teman korban balik arah menemui korban, sehingga diduga berpapasan dengan pelaku," katanya. Menurut Kapolsek, sejumlah saksi saksi teman korban juga siap dimintai keterangan, untuk proses penyelidikan guna mengungkap siapa pelaku dalam kasus pembacokan pelajar itu.
Ini adalah kasus klitih kedua di Bantul yang menimpa pelajar di DIY sepanjang bulan Desember ini. Pada 12 Desember lalu, kasus klitih yang terjadi di Selopamioro, Imogiri, menewaskan seorang pelajar SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Adnan Wirawan Ardiyanta.