Kamis 29 Dec 2016 22:23 WIB

Babak Baru Perundingan, Pemerintah Suriah dan Oposisi Gencatan Senjata

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Gambar dari video pada 12 Desember 2016 menunjukkan asap yang membumbung akibat bom di timur Aleppo, Suriah.
Foto: REUTERS/via ReutersTV
Gambar dari video pada 12 Desember 2016 menunjukkan asap yang membumbung akibat bom di timur Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemerintah Suriah dan kelompok oposisi sepakat untuk melakukan gencatan senjata, Kamis (29/12). Perjanjian yang didukung oleh Rusia dan Turki itu akan dimulai pada pukul 22.00 waktu setempat.

Kesepakatan itu juga akan diikuti dengan pembicaraan damai dari kedua belah pihak. Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan hal ini dan dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri Turki. Dua negara bertindak sebagai penjamin perjanjian Suriah tersebut.

Hampir seluruh kelompok oposisi termasuk dalam perjanjian dengan Pemerintah Suriah. Kecuali adalah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Jabhay Fateh Al Sham atau Nusra Front.  Gencatan senjata meliputi seluruh wilayah yang dikuasai oleh oposisi. Kecuali di Ghouta, wilayah timur dekat dengan Damaskus.

Rusia dan Turki menjadi bagian dari tim perundingan gencatan senjata di Suriah, khususnya di Aleppo. Di salah satu kota terbesar negara itu sebelumnya telah dilakukan evakuasi besar-besaran.

Gencatan senjata juga pernah dilakukan dengan ditengahi oleh Rusia dan Amerika Serikat (AS). Namun, hal itu selalu menemui kegagalan.  "Kesepakatan gencatan senjata kali ini menjadi awal dari pembicaraan damai dilakukan," ujar Putin dilansir BBC, Kamis (29/12).

Ia mengatakan langkah-langkah mengawasi gencatan senjata kali ini dilakukan secara lebih baik. Rusia yang selama ini berada di pihak Pemerintah Suriah juga menegaskan untuk terus memerangi terorisme di negara itu.

Pembicaraan damai disebut akan dilakukan dalam waktu satu bulan setelah gencatan senjata. Nantinya, para pihak dari pemerintah dan oposisi Suriah dipertemukan di Kazakhstan, tepatnya Ibu Kota Astana.

Baca juga,  Pasukan Assad Kuasai Aleppo.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement