Jumat 30 Dec 2016 11:39 WIB

Angkasa Pura II Target Pendapatan Naik 25 Persen

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Angkasa Pura II
Foto: bumn.go.id
Angkasa Pura II

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura II (Persero) memprediksi akselerasi bisnis pada 2017 akan semakin baik. Bahkan pihak perusahaan menargetkan pendapatan mencapai Rp 8,24 triliun atau meningkat cukup signifikan sekitar 25 persen dibandingkan dengan 2016.

Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan,‎ sebagai pengelola bandara yang merupakan pintu gerbang utama bagi wisatawan dan pebisnis, sudah saatnya bagi AP II melakukan akselerasi bisnis untuk meningkatkan daya saing di dunia internasional. Akselerasi bisnis dilakukan dengan memperluas cakupan bisnis dan melakukan pengembangan usaha secara cepat.

"Terminal-terminal baru menjadi aset yang dapat dimanfaatkan untuk akselerasi bisnis tersebut, di mana kami akan lebih aktif mengajak maskapai membuka rute-rute baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata nasional," kata Awalauddin melalui siaran pers, Jumat (30/12).

Awaluddin menuturkan pendapatan terbesar AP II berasal dari bisnis aeronautika seperti passenger service charge (PSC), biaya pendaratan pesawat, dan pemakaian garbarata yang diproyeksikan mencapai Rp 5,038 triliun. Sementara itu, bisnis non-aeronautika menyumbang pendapatan sebesar Rp 3,208 triliun antara lain bisa didapat dari konsesi usaha, sewa ruang, reklame, kargo, usaha bidang properti, dan sebagainya.

Untuk peningkatan pendapatan pada 2017 di antaranya akan ditopang dengan beroperasinya sejumlah terminal baru yakni Terminal 3 Internasional Bandara Soekarno-Hatta pada awal April 2017, Terminal Internasional Bandara Husein Sastranegara Bandung, Terminal Internasional Supadio Pontianak, Terminal Baru Bandara Depati Amir Pangkalpinang, serta Terminal Baru Bandara Silangit Tapanuli Utara.

Terminal baru dengan berbagai fasilitas terkini juga memberikan kepastian adanya peningkatan pelayanan bagi penumpang pesawat. Awaluddin meyakini peningkatan pelayanan ini dapat turut mendukung pengalaman perjalanan yang baik bagi pebisnis dan wisatawan domestik maupun mancanegara.

Melalui pengoperasian terminal baru ini AP II optimistis jumlah penumpang pesawat akan meningkat, termasuk wisman yang melalui bandara AP II diproyeksikan mencapai empat juta orang atau naik sekitar 600 ribu orang dari 2016. Peningkatan ini juga sejalan dengan program Kementerian Pariwisata yang tengah menggalakkan pariwisata nasional. "Sepanjang Januari-Desember 2017 diperkirakan total pergerakan penumpang di 13 bandara AP II meningkat 11 persen dibandingkan dengan Januari-Desember 2016 menjadi sebanyak 103,34 juta penumpang," kata Awaludiin.

Di samping melakukan optimalisasi kinerja bandara, AP II juga akan memaksimalkan kinerja anak usaha yakni PT Angkasa Pura Solusi (APS), PT Angkasa Pura Propertindo (APP), dan PT Angkasa Pura Kargo (APK). Ketiga anak usaha tersebut diperkirakan meraih pendapatan hingga Rp 1,14 triliun pada 2017 atau kurang lebih 13 persen dari pendapatan AP II, yang berasal dari APS sebesar Rp 667 miliar, lalu APK sebesar Rp 443 miliar, dan APP sebesar Rp 38,7 miliar.

Saat ini ketiga anak usaha tengah melakukan berbagai persiapan untuk menjalankan rencana tahun depan yakni APP akan memulai bisnis perhotelan di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu. Kemudian APK telah mengembangkan cargo village dan pengelolaan pergudangan di Bandara Soekarno-Hatta, dan APS mulai fokus pada bisnis information communication & technology (ICT).

AP II saat ini tengah bertransformasi untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang mengoperasikan bandara kelas dunia di mana salah satu cirinya adalah kontribusi pendapatan terbesar bukan lagi berasal dari bisnis aeronautika, tetapi dari bisnis non-aeronautika. "Pada 2018, kontribusi pendapatan bisnis nonaeronautika AP II ditargetkan dapat mencapai 50 persen atau lebih dari total pendapatan perseroan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement