Jumat 30 Dec 2016 14:11 WIB

Ini Rencana OJK untuk Tumbuhkan Ekonomi 2017

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad memberikan siaran pers akhir tahun OJK di Gedung OJK, Jakarta, Jumat (30/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad memberikan siaran pers akhir tahun OJK di Gedung OJK, Jakarta, Jumat (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai ekonomi global pada tahun depan akan mengalami beberapa tantangan, sehingga kegiatan ekonomi unggulan pada tahun depan akan banyak berbasis pada kegiatan pasar, seperti kelautan.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad mengatakan, pada tahun depan OJK akan mendorong perekonomian di beberapa sektor unggulan, seperti pariwisata, pertanian, sektor energi, kelautan dan kemaritiman. Sektor kemaritiman, kata Muliaman, memiliki potensi dan kebutuhan yang besar.

"Saya kira potensi akan besar. Dengan berbagai macam cara, terkait KUR (kredit usaha rakyat) pada nelayan dan kredit sindikasi," tutur Muliaman dalam konferensi pers tutup tahun 2016 di Jakarta, Jumat (30/12).

Menurut Muliaman, beberapa sektor tersebut akan menjadi lokomotif yang diharapkan bisa memperbaiki pertumbuhan kredit perbankan yang cukup besar. Pada tahun depan, pemerintah dan otoritas akan lebih mendorong kredit lebih banyak ke sektor produktif dan tidak hanya pada perdagangan.

Saat ini, pihaknya tengah menyusun kebijakan yang diperlukan, yang akan mendesain modal-modal pembiayaan. "Apakah libatkan inti dan plasma dan create value chain sehingga terjadi ekosistem pembiayaan dan memungkinkan bank masuk. Sudah ada stand buyer. Kalau ekosistem terbentuk saya kira perusahaan pembiayaan akan lebih confident," katanya.

Berdasarkan data OJK, kredit perbankan per November 2016 tumbuh sebesar 8,46 persen yoy menjadi Rp 4.285 triliun. Kredit rupiah mendominasi pertumbuhan kredit dengan pertumbuhan sebesar 9,41 persen yoy sedangkan kredit valas tumbuh sebesar 3,35 persen.

Dirinci per jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh paling tinggi yakni sebesar 11,75 persen yoy, kemudian diikuti dengan kredit konsumsi (7,39 persen) dan kredit modal kerja sebesar 7,34 persen. Dari sisi sektor usaha, 4 sektor yang tumbuh paling tinggi pertumbuhan kreditnya adalah sektor listrik (40,17 persen yoy), sektor konstruksi (21,42 persen yoy), sektor administrasi pemerintahan (18,38 persen yoy) dan pertanian (16,67 persen yoy).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement