Jumat 30 Dec 2016 15:08 WIB

Luhut: Saya Dapat Hujatan, Tapi tak Ambil Pusing

Plt. Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan memberi keterangan pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/9).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Plt. Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan memberi keterangan pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau generasi muda Bali terus memperkuat rasa kebinekaan yang merupakan kekayaan bangsa ini.

"Kami harapkan anak muda Bali menjaga rasa solidaritas dan kerukunan umat beragama yang selama ini sudah berjalan sangat baik sebagai modal penting dalam menjalankan pembangunan," katanya ketika memberikan kuliah umum di Universitas Udayana, Jimbaran, Jumat.

Ia mengatakan Indonesia belakangan ini sedang didera berbagai permasalahan terkait sikap intoleransi, bahkan mengarah kepada perilaku-perilaku yang tidak sepantasnya ditampilkan di depan umum.

Luhut mencontohkan begitu banyak hujatan kepada para pejabat negara yang sebenarnya sudah bekerja keras menjalankan roda pembangunan di tanah air.

"Saya pun dapat hujatan, tapi saya tidak ambil pusing itu (hujatan)," katanya sembari menyatakan tetap fokus bekerja melayani masyarakat.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan tersebut mengungkapkan, generasi muda sebagai pewaris pembangunan harus berani berbicara lantang tentang arti kebhinnekaan dan kerukunan umat beragama.

Baginya, Indonesia dan kebinnekaan sudah menjadi satu kesatuan utuh. Bangsa-bangsa lain sudah mengakui Indonesia sebagai barometer kerukunan beragama di dunia.

Baca juga,  Jokowi: Tugas Kita Menjaga Kebinekaan.

Ketika berkunjung ke luar negeri, ia selalu mendapatkan pujian dari pemimpin-pemimpin negara lain tentang Indonesia yang rukun damai di tengah perbedaan suku, ras, golongan, dan agama.

"Beberapa negara di Timur Tengah dan wilayah lain ribut karena masalah agama. Saya harapkan negara kita tidak seperti itu. Kedepan kalian (anak muda) menjadi penerus. Apakah kalian ingin negara ini pecah belah karena sikap intoleransi," paparnya.

Luhut berpesan kepada anak muda utamanya mahasiswa berani memberikan kritik tetapi berlandaskan pada data.

"Banyak orang yang bisa mengkritik orang lain. Tapi perlu diingat setiap mengkritik hendaknya gunakanlah data sehingga kritik anda bermutu, bukan hanya sekedar hujat," demikian Luhut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement