REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kustodian Efek Indonesia (KSEI) menyatakan jumlah investor di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan terus bertambahnya perhatian masyarakat terhadap investasi di pasar modal.
Jumlah investor yang tercatat di KSEI per 28 Desember 2016 telah mencapai 891.070 investor. Jumlah ini naik 105,27 persen dibandingkan dengan akhir Desember 2015 yang mencapai 434.107 investor.
Peningkatan ini ditunjang oleh implementasi S-INVEST serta penerapan Single Investor Identification (SID) untuk pemilik surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. "Data SID untuk pemilik investor reksa dana dan surat berharga yang diterbitkan Bank Indonesia kini terkonsolidasi di KSEI," ujar Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi di Jakarta, Jumat (30/12).
Friderica menjelaskan, pada 2016 terdapat beberapa pengembangan yang telah dituntaskan oleh KSEI dan menjadi tonggak sejarah baru di Pasar Modal Indonesia. Pengembangan tersebut diantaranya implementasi S-INVEST sebagai penerbit nomor SID. Selain itu, KSEI melakukan perjanjian kerja sama dengan 100 pelaku industri pasar modal serta Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri terkait pemanfaatan data kependudukan.
"Kerja sama ini untuk mempercepat dan mempermudah pembukaan rekening efek," kata Friderica.
Friderica menambahkan, KSEI mencatat total aset yang tercatat di C-BEST per akhir Desember 2015 hingga 28 Desember 2016 meningkat 16,39 persen, yakni dari Rp 3.022,57 triliun menjadi Rp 3.517,56 triliun. Kenaikan tersebut sejalan dengan meningkatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) di pasar modal serta peningkatan jumlah emiten.
Sementara, total aset yang tercatat di C-BEST per 28 Desember 2016 telah didominasi kepemilikannya oleh investor lokal sebesar 50,07 persen. Persentase tersebut meningkat dari tahun sebelumnya dengan kepemilikan lokal mencapai 42,70 persen. Hal ini menunjukkan kontribusi investor domestik yang semakin besar di pasar modal Indonesia.