REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan, tidak akan mengusir diplomat Amerika Serikat (AS) dari Rusia sebagai tindakan pembalasan. Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama memutuskan untuk mendepak 35 diplomat Rusia yang dianggap sebagai mata-mata karena melakukan intervensi terhadap pemilu AS.
Putin tidak mengabulkan permintaan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang mengusulkan agar 35 diplomat AS juga diusir dari Rusia. Namun, Putin mengatakan, ia akan menunggu tindakan Presiden AS terpilih, Donald Trump, terkait hubungan Rusia-AS setelah Trump dilantik pada 20 Januari mendatang.
"Kami tidak akan mengusir siapapun. Untuk melakukan pembalasan, kami tidak menurunkan level ke diplomasi yang tidak bertanggung jawab," kata Putin, Jumat (30/12)
Ia bahkan berencana mengundang anak-anak diplomat AS di Rusia untuk berpesta menyambut tahun baru di Kremlin. Putin menegaskan, Rusia tidak akan melarang diplomat AS dan keluarganya menggunakan segala fasilitas yang telah disediakan.
"Lebih lanjut, saya mengundang semua anak-anak dari diplomat Amerika di Rusia untuk pesta Tahun Baru dan Natal di Kremlin," ungkapnya.
Belum jelas apakah Trump, yang berulang kali memuji Putin, akan membalikkan keputusan Presiden Obama dan mengubah hubungan AS-Rusia lebih dekat pasca-Perang Dingin. Pejabat-pejabat Rusia menyarankan agar Trump merubah segala hal setelah berhasil mengambil alih Gedung Putih.
"Langkah selanjutnya adalah pemulihan hubungan Rusia-AS yang akan dibangun atas dasar kebijakan Pemerintahan Presiden Trump," kata Putin.
Saat memberikan ucapan selamat kepada Trump yang telah memenangkan pemilu, Putin mengatakan peningkatan hubungan Rusia dan AS adalah hal yang penting untuk menjaga keamanan dan stabilitas global.
Obama telah berjanji akan memberikan konsekuensi setelah badan intelijen AS mendapati Rusia mengintervensi pemilu 2016. AS menuduh Putin secara pribadi mengarahkan upaya peretasan terhadap Partai Demokrat.
Selain mengusir 35 diplomat Rusia, Washington juga menutup dua badan intelijen Rusia, yaitu GRU dan FSB. Sebanyak empat petugas GRU dan tiga perusahaan yang memberikan dukungan material operasi siber GRU juga didepak.