REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen akan transit di Houston dan San Francisco, Amerika Serikat (AS) dalam kunjungan kerjanya ke Amerika Latin bulan depan. Tindakan ini seketika membuat murka pemerintah Cina yang kemudian menyeru AS untuk tidak mengizinkan pemimpin Taiwan itu mendarat di AS.
Dilansir Reuters, Jumat (30/12), kantor kepresidenan Taiwan tidak mengungkapkan apakah Presiden Tsai akan bertemu dengan tim Presiden AS terpilih Donald Trump. Namun misi AS di Taiwan, American Institute in Taiwan (AIT), menyebutkan lawatan itu bersifat pribadi dan tidak resmi.
Trump pernah membuat marah Cina ketika dia menelepon Tsai bulan ini sehingga memunculkan pertanyaan apakah pemerintahan Trump tidak lagi mengadopsi kebijakan "satu Cina" di mana Cina di anggap satu-satunya representasi, sedangkan Taiwan dianggap tak lebih dari bagian Cina.
Seorang penasihat tim transisi Trump mengatakan kemungkinan tidak akan ada pertemuan tingkat tinggi AS dan Taiwan di masa mendatang nanti.
Cina sangat mencurigai Tsai yang dianggapnya berusaha mendapatkan pengakuan kemerdekaan formal Taiwan yang selama ini berbentuk pemerintahan sendiri namun dianggap Cina sebagai provinsi yang tengah memberontak.
Kementerian Luar Negeri Cina menyeru AS untuk tidak mengizinkan presiden Taiwan itu transit di AS dan sekaligus "tidak mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan."
AS mengubah kebijakannya soal Cina dari semula mengakui Taiwan menjadi mengakui Cina pada 1979, dan mengakui Taiwan adalah bagian dari Cina.
Tsai akan transit di AS dalam perjalanannya ke dan dari Honduras, Nikaragua, Guatemala dan El Salvador. Dia akan meninggalkan Taiwan pada 7 Januari dan kembali ke Taiwan pada 15 Januari tahun depan.