Sabtu 31 Dec 2016 23:40 WIB

Banyak Cara Menunjukkan Keikhlasan

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Hidayat Nur Wahid
Foto: ist
Hidayat Nur Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tema yang diangkat dalam Dzikir Nasional 2016 adalah 'Indonesia Ikhlas'. Makna keikhlasan ini pun tidak hanya ditujukan kepada seluruh rakyat Indonesia, tetapi juga diresapi oleh para pemimpin dan penyelenggara negara.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid, saat hadir di acara Dzikir Nasional 2016 di Masjid At Tin, Jakarta Timur, pada malam pergantian tahun 2016 ke 2017, Sabtu (31/12). Dalam konteks bernegara, masyarakat Indonesia harus ikhlas dengan Pancasila sebagai dasar negara.

Hidayat pun memberi contoh dengan adanya keikhlasan menjalankan sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. ''Kalau kita ikhlas menerima Ketuhanan yang Maha Esa, maka orientasi hidup kita adalah orientasi yang menghadirkan moralitas yang tinggi, komitmen tidak korupsi, dan menghadirkan komitmen berbangsa dan bernegara yang menolak segala yang bertentangan dengan Ketuhanan yang Maha Esa,'' kata Hidayat.

Hidayat menambahkan, penolakan itu termasuk dengan penolakan terhadap praktek-praktek keagamaan radikal, seperti adanya perkembangan dan penyebaran paham-paham takfiri, atau yang mengkafirkan orang lain dan sahabat Rasulullah SAW. Pun dengan penolakan terhadap paham-paham dan perilaku yang bertentangan dengan Ketuhanan.

''Seperti Komunisme, yang pasti bertentangan dengan Ketuhanan. Begitu juga LGBT, yang tidak dibenarkan oleh agama manapun,'' tutur Hidayat.

Sementara, khusus untuk para pejabat dan penyelenggara negara, Hidayat berpesan, keikhlasan tersebut dapat ditunjukan dengan dengan terus berkomitmen untuk melaksanakan dan menepati sumpah jabatan. ''Sumpah jabatan itu sangat jelas, yaitu untuk melaksanakan semuanya sesuai ketentuan UU, UUD 45, melayani masyarakat. Jadi kalau betul-betul ikhlas berindonesia, ikhlaslah menjalani sumpah jabatan yang dulu diucapkan,'' katanya.

Selain itu, Hidayat menuturkan, cukup penting Rakyat Indonesia untuk melaksanakan keikhlasan. Menurutnya, dalam konteks Indonesia, rakyat merupakan pemegang kedaulatan tertinggi. Karena itu, sebaiknya rakyat tidak golput dan acuh tak acuh terhadap beragam peristiwa yang terjadi di Indonesia.

''Rakyat memiliki kesempatan luar biasa untuk membangun dan ikut mengkoreksi Indonesia. Makanya jangan membuyarkan kesempatan itu, ikhlas sebagai bangsa Indonesia artinya adalah menjadi bangsa berdaulat, bermartabat, dan menghadirkan kebaikan-kebaikan,'' tutur politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement