REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Rico Rustombi menilai isu makar bernuansa politik tinggi dan rawan dimanfaatkan untuk kepentingan pihak tertentu.
"Nuansa politik pasti sangat tinggi dalam kasus ini (makar). Kami menginginkan adanya sikap yang tak memojokkan pasangan calon kami dalam isu yang sangat rawan dimanfaatkan untuk keuntungan pihak lain," kata Rico di Jakarta, Sabtu (31/12).
Sebelumnya, suami Sylviana Murni, Gde Sardjana, menjalani pemeriksaan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jumat (30/12). Gde Sardjana diperiksa sebagai saksi terkait dengan dugaan pemberian dana makar yang menyeret sejumlah aktivis dan tokoh nasional.
Gde telah membantah melakukan pembiayaan makar. Menurutnya, dana yang diberikannya kepada seorang aktivis bernama Jamran untuk membantu biaya persalinan istri yang bersangkutan. Meskipun demikian, kasus yang menimpa Gde ini disangkut-pautkan dengan Agus-Sylvi yang kini maju sebagai calon pemimpin Jakarta.
"Mencermati perkembangan isu makar yang kini disangkut-pautkan dengan pasangan calon kami maka sangat perlu publik memahami konstruksi isu politik ini," ujarnya.
Rico melanjutkan, Gde Sarjana menyumbangkan uang dengan alasan persahabatan dan kemanusian. Menurutnya tidak ada kejahatan dalam urusan itu. Ia menekankan publik harus memperoleh berita yang jernih tentang kasus tersebut sehingga terhindar dari pemberitaan insinuatif (menuding) yang beredar di media sosial bahwa seolah-olah kasus itu terkait dengan Agus-Sylvi. Sementara terkait dengan Jamran yang tengah diperiksa untuk kasus dugaan makar, bagi Rico hal itu amplifikasi politiknya sangat kuat.
"Apa perannya, apakah dia masuk dalam konspirasi politik makar atau dia dimasukkan dalam teori konspiratif yang disusun seseorang. Di sinilah pentingnya sifat kritis pers dalam membaca peristiwa politik yang dihebohkan sebagai makar itu," jelasnya
Rico mengatakan bahwa seluruh proses hukum harus dalam rangka penegakan keadilan. Ia meminta kasus tersebut tidak digunakan untuk memojokkan Agus-Sylvi yang tengah maju sebagai calon pemimpin Jakarta.
"Kami tetap mengikuti kompetisi politik yang jujur dan bersih, dan percaya bahwa publik tak mudah dimanipulasi oleh pemberitaan yang bernada negatif dan tendensius," katanya.