REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pelaku penembakan di malam pergantian tahun 2017 masih buron, Senin (2/1). Polisi melakukan pencarian masif di seluruh negeri. Insiden di klub malam elit Reina itu menewaskan sedikitnya 39 orang.
Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim mengatakan pelaku meninggalkan senjatanya sebelum melarikan diri. Yildirim mengatakan pelaku tidak menggunakan pakaian Santa Klaus seperti yang diberitakan sebelumnya.
Insiden terjadi sekitar 75 menit sebelum pergantian tahun. Sekitar 700 orang berada di lokasi saat pelaku masuk venue. Pelaku menembak mati seorang polisi dan penjaga keamanan di pintu masuk klub sebelum mulai menembak massa.
Saksi menggambarkan insiden malam tersebut sangat menakutkan. Banyak orang tergeletak di lantai. Sejumlah orang melompat ke sungai Bosphorus yang terletak di samping klub untuk menyelamatkan diri.
"Bunyi tembakan membuat banyak perempuan pingsan," kata seorang pengunjung, Sefa Boydas yang juga pemain bola profesional. Menurutnya jumlah korban lebih banyak dari 35 atau 40.
Sedikitnya 69 orang dirawat di rumah sakit. Tiga diantaranya dalam kondisi serius. Menteri Dalam Negeri, Suleyman Soylu mengonfirmasi pencarian pelaku teror masih dilakukan.
"Polisi telah meluncurkan operasi, kita harap pelakunya segera tertangkap," kata Soylu dikutip BBC. Polisi menduga serangan dilakukan kelompok teror ISIS. Militer Kurdi telah menyangkal aksi tersebut.
Mereka mengatakan tidak akan melakukan serangan terhadap warga sipil. Motif penyerangan juga belum bisa diprediksi. Namun Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan insiden bertujuan membuat kekacauan.
"Mereka (kelompok teror) mencoba menurunkan moral rakyat dan menggoyahkan negara kita," kata dia. Istanbul dalam kondisi siaga tinggi hingga saat ini. Sebanyak 17 ribu personil kepolisian dikerahkan untuk mencegah insiden lanjutan.